Minggu, 20 September 2015

TUGAS 4 PROFESI KEPENDIDIKAN



KI HAJAR DEWANTARA
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia pelopor pendidikan bagi kaum pribumi indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
sistem “among” merupakan ajaran beliau tentang konsep dasar kependidikan yang mengutamakan metode kekeluargaan dalam pembelajaran.  Among berarti membimbing anak dengan penuh kecintaan dan mendahulukan kepentingan sang anak. Dengan demikian anak dapat berkembang menurut kodratnya. Bertugas mengamat amati dengan segala perhatian, dan pertolongan diberikan apabila dipandang perlu. Anak didik dibiasakan bergantung pada disiplin kebatinannya sendiri, bukan karena paksaan dari luar atau perintah orang lain. Hal ini sekaligus diterima sebagai prinsip kepemimpinan bangsa Indonesia, bunyi system among antara lain:
a.       ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik). berarti guru sebagai pemimpin (pendidik) saat berdiri di depan dan harus mampu memberi teladan kepada anak didiknya. Guru harus bisa menjaga tingkah lakunya supaya bisa menjadi teladan. Dalam pembelajaran, apabila guru mengajar menggunakan metode ceramah, ia harus benar-benar siap dan tahu bahwa yang diajarkannya itu baik dan benar. Guru juga harus menjaga pola bicara dan sikap keseharian agar menjadi teladan bagi anakdidik.
b.      ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) yang berarti bahwa seorang pemimpin (pendidik) ketika berada di tengah-tengah peserta didik harus mampu membangkitkan semangat, berswakarsa dan berkreasi. Dalam hal ini guru bisa menggunakan metode diskusi didalam kelas. Sebagai narasumber dan sebagai pengarah guru dapat memberi masukan-masukan dan arahan kepada anak didik didalam diskusi.
c.       tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan) yang berarti bahwa seorang guru (pendidik) posisinya berada di belakang untuk memberi dorongan dan mengarahkan anak didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab atas didrinya. Memberikan semangat, memotifasi dan dorongan merupakan tugas seorang guru untuk menjadikan anak didik mampu  bersaing, berkompetisi menunjukkan kemampuannya.

Metode among yang di kemukakan ki Hajar Dewantara merupakan metode yang sampai saat ini digunakan sebagai pedoman pendidikan di sekolah, Peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan bagi anak didik, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan kedisiplinan anak agar anak didik mampu menempatkan tingkah laku dirinya di setiap lingkungan. Seorang guru juga diharapkan dapat menjadi contoh atau model yang baik bagi anak didik. Kemudian guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan zaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan. hal ini perlu dilakukan agar anak didik mendapat bimbingan dan pelajaran yang terbaru dan terlengkap mengenai informasi yang diterimanya.
Guru yang efektif memiliki keunggulan dalam mengajar (fasilitator); dalam hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite sekolah, pihak terkait); segi administrasi sebagai guru; dan sikap profesionalitasnya. Sikap-sikap profesional itu meliputi antara lain: keinginan untuk memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjunjung tinggi pekerjaan; menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan untuk melayani masyarakat. Dalam kaitan dengan ini penting juga performance/penampilan seorang profesional: secara fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai dan kerohanian serta mampu menjadi motivator. Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang profesional, produktif dan kolaboratif demi pemanusiaan secara utuh setiap peserta didik.

Sedangkan dalam kompetensi guru yang telah dibakukan  oleh dirjen Dikdasmen Depdiknas (1999) sebagai berikut:
  1. Mengembangkan kepribadian
  2. Menguasai landasan kependidikan
  3. Menguasai bahan pelajaran
  4. Menyusun program pelajaran
  5. Melaksanakan program pelajaran
  6. Menilai hasil dalam PBM yang elah dilaksanakan
  7. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
  8. Menyelenggarakan program bimbingan
  9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
  10. Menyelenggarakan administrasi sekolah
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dengan guru sebagai pemimpin dalam kegiatan belajar mengajar disekolah harus selalu menjadi suriteladan bagi anak didiknya dan dituntut untuk dapat memberi dorongan untuk anak didik melalui penyajian pelajaran yang dilaksanan berdasarkan perencanaan pembelajaran yang juga bersumber dari penelitiannya tentang peserta didik.


Sumber
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar