Rabu, 30 September 2015

TUGAS 4 TELAAH KURIKULUM



Kurikulum terbaru (K13) di Indonesia

Kurukilum pendidikan di Indonesia mengalami beberapakali perubahan, hal ini terjadi untuk menemukan formula yang pas dan sesuai bagi pendidikan di Indonesia. Kurikulum berfungsi sebagai acuan umum atau standar umum bagi sekolah dalam melakukan pembelajaran. Seiring perkembangan waktu kurikulum pun terus mengalami perubahan. Pada postingan sebelumnya saya berbicara tentang sejarah kurikulum yang ada di Indonesia, dari Rencana Pelajaran 1947 hingga Kurikulum 2013. Kali ini saya akan berbicara kurikulum terbaru yang mulai berlaku di Indinesia yaitu kurikulum 2013 atau yang sering disebut K13. Berikut merupakan informasi dasar tentang kurikulum 2013.
Kompetensi Inti
       Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
       Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
       Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
       Mencoba,  mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranahabstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
STANDAR ISI
Pembelajaran menggunakan pendekatan sainstifik, meliputi;
      Domain sikap : menerima, mejalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
   Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
      Domain pengetahuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,  dan mengevaluasi.
STANDAR PROSES
       TIK menjadi media semua mata pelajaran
       Pembelajaran dalam konteks  jejaring, siswa menimba ilmu dari berbagai sumber; dari siapa saja, dari mana saja, dari internet, dari perpustakaan sekolah, dari hasil praktik di luar kelas...
       Pembelajaran berbasis tim.
       Pembelajaran menstimulasi seluruh panca indra.
STANDAR PENILAIAN
Penilaian otentik, menggunakan penilaian acuan patokan (PAP),  yaitu penilaian pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh siswa terhadap skor ideal berbasis kompetensi, memanfaatkan portofolio

Setiap kurikulum yang perna berlaku di Indonesia pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, termasuk di kurikulum 2013 ini. Adapun keunggulan dan kekurangan K13 sebagai berikut:
Keunggulan kurikulum 2013
  1. Siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. Sehingga siswa dapat lebih percaya diri untuk mengungkapkan pendapat dan hal ini merupakan suatu yang baik untuk menggali setiap potensi yang ada pada siswa.
  2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan guru lebih arif dalam menilai hasil belajar siswa.
  3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. Diharapkan dengan penanaman budi pekerti ini para siswa  menjasi pribadi-pribadi yang baik sebagai generasi penerus bangsa.
  4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
  5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
  6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
  7. Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
  8. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
  9. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
  10. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
Kelemahan kurikulum 2013
  1. Guru banyak salah mengerti tentang  beranggapan kurikulum 2013 bahwa guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. Misalnya saat mengaitkan materi pelajaran yang ada di buku atau di sumber lainnya dengan keadaan sosial yang ada disekitar, peran guru tetap sangat penting dalam belajar pembelajaran.
  2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
  3. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
  4. Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
  5. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
  6. Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
  7. Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
  8. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
  9. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
  10. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
 semoga bermanfaat.



Sumber referensi




Minggu, 20 September 2015

TUGAS 4 PROFESI KEPENDIDIKAN



KI HAJAR DEWANTARA
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia pelopor pendidikan bagi kaum pribumi indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
sistem “among” merupakan ajaran beliau tentang konsep dasar kependidikan yang mengutamakan metode kekeluargaan dalam pembelajaran.  Among berarti membimbing anak dengan penuh kecintaan dan mendahulukan kepentingan sang anak. Dengan demikian anak dapat berkembang menurut kodratnya. Bertugas mengamat amati dengan segala perhatian, dan pertolongan diberikan apabila dipandang perlu. Anak didik dibiasakan bergantung pada disiplin kebatinannya sendiri, bukan karena paksaan dari luar atau perintah orang lain. Hal ini sekaligus diterima sebagai prinsip kepemimpinan bangsa Indonesia, bunyi system among antara lain:
a.       ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik). berarti guru sebagai pemimpin (pendidik) saat berdiri di depan dan harus mampu memberi teladan kepada anak didiknya. Guru harus bisa menjaga tingkah lakunya supaya bisa menjadi teladan. Dalam pembelajaran, apabila guru mengajar menggunakan metode ceramah, ia harus benar-benar siap dan tahu bahwa yang diajarkannya itu baik dan benar. Guru juga harus menjaga pola bicara dan sikap keseharian agar menjadi teladan bagi anakdidik.
b.      ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) yang berarti bahwa seorang pemimpin (pendidik) ketika berada di tengah-tengah peserta didik harus mampu membangkitkan semangat, berswakarsa dan berkreasi. Dalam hal ini guru bisa menggunakan metode diskusi didalam kelas. Sebagai narasumber dan sebagai pengarah guru dapat memberi masukan-masukan dan arahan kepada anak didik didalam diskusi.
c.       tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan) yang berarti bahwa seorang guru (pendidik) posisinya berada di belakang untuk memberi dorongan dan mengarahkan anak didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab atas didrinya. Memberikan semangat, memotifasi dan dorongan merupakan tugas seorang guru untuk menjadikan anak didik mampu  bersaing, berkompetisi menunjukkan kemampuannya.

Metode among yang di kemukakan ki Hajar Dewantara merupakan metode yang sampai saat ini digunakan sebagai pedoman pendidikan di sekolah, Peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan bagi anak didik, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan kedisiplinan anak agar anak didik mampu menempatkan tingkah laku dirinya di setiap lingkungan. Seorang guru juga diharapkan dapat menjadi contoh atau model yang baik bagi anak didik. Kemudian guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan zaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan. hal ini perlu dilakukan agar anak didik mendapat bimbingan dan pelajaran yang terbaru dan terlengkap mengenai informasi yang diterimanya.
Guru yang efektif memiliki keunggulan dalam mengajar (fasilitator); dalam hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite sekolah, pihak terkait); segi administrasi sebagai guru; dan sikap profesionalitasnya. Sikap-sikap profesional itu meliputi antara lain: keinginan untuk memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjunjung tinggi pekerjaan; menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan untuk melayani masyarakat. Dalam kaitan dengan ini penting juga performance/penampilan seorang profesional: secara fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai dan kerohanian serta mampu menjadi motivator. Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang profesional, produktif dan kolaboratif demi pemanusiaan secara utuh setiap peserta didik.

Sedangkan dalam kompetensi guru yang telah dibakukan  oleh dirjen Dikdasmen Depdiknas (1999) sebagai berikut:
  1. Mengembangkan kepribadian
  2. Menguasai landasan kependidikan
  3. Menguasai bahan pelajaran
  4. Menyusun program pelajaran
  5. Melaksanakan program pelajaran
  6. Menilai hasil dalam PBM yang elah dilaksanakan
  7. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
  8. Menyelenggarakan program bimbingan
  9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
  10. Menyelenggarakan administrasi sekolah
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dengan guru sebagai pemimpin dalam kegiatan belajar mengajar disekolah harus selalu menjadi suriteladan bagi anak didiknya dan dituntut untuk dapat memberi dorongan untuk anak didik melalui penyajian pelajaran yang dilaksanan berdasarkan perencanaan pembelajaran yang juga bersumber dari penelitiannya tentang peserta didik.


Sumber
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.