Oleh Herman Susanto
Kompetensi
dan Tugas Guru
Kompetensi merupakan kemampuan personal yang diperlukan pada
suatu profesi tertentu yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.
Secara professional, kompetensi guru mengandung dua bidang kajian pokok, yaitu
kompetensi akademik dan kompetensi etika profesi atau perilaku profesi.
Secara operasional, keterampilan
perilaku profesi keguruan terwujud dalam bentuk tindakan atau perilaku pendidik
dalam berkomunikasi dengan peserta didik, baik berupa kata-kata maupun dalam
bentuk bahasa tubuh.
Kompetensi dasar yang harus dimiliki
seorang guru dan sekaligus sebagai langkah-langkah pengembangan profesi guru.
1.
Kompetensi pedagogik
Kompetensi
ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu
·
Memahami peserta didik secara mendalam,
·
Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran,
·
Melaksanakan pembelajaran,
·
Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dan,
·
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya.
2.
Kompetensi kepribadian.
Kompetensi
ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu
·
Kepribadian yang mantap dan stabil,
·
Dewasa,
·
Arif,
·
Berwiba
·
Dan berakhlak mulia
3.
Kompetensi social
Kompetensi
ini memiliki tiga subranah.
·
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik
·
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
·
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua /wali peserta didik dan masyarakat sekitar
4.
Kompetensi professional
Kompetensi
ini terdiri dari dua ranah subkompetensi.
·
Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait
dengan bidang studi memiliki indikator esensial : memahami materi ajar yang ada
dalam kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi
atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antarmata pelajaran
terkait, dan menerapkan konsep – konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari.
·
Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan
memiliki indikator esensial menguasai langkah – langkah penelitian dan kajian
kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Sebagai guru yang berkompeten harus
memiliki :
1.
Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik,
2.
Penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan,
3. Kemampuan
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik,
4.
Kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara
berkelajutan.
Sebagai guru yang berkompeten harus
memiliki :
1. Pemahaman terhadap karakteristik
peserta didik,
2. Penguasaan bidang studi, baik dari
sisi keilmuan maupun kependidikan,
3. Kemampuan penyelenggaraan
pembelajaran yang mendidik,
4. Kemauan dan kemampuan mengembangkan
profesionalitas dan kepribadian secara berkelajuan.
Ada beberapa Sikap Profesiaonal Guru
yaitu :
·
Sikap terhadap peratuan
perundang-undangan
·
Sikap terhadap organisasi profesi :
·
Sikap terhadap teman sejawat
·
Sikap terhadap anak didik
·
Sikap terhadap tempat kerja
·
Sikap terhadap pemimpin
·
Sikap terhadap pekerjaan
Ada
beberapa kemampuan dan sikap yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan
tugasnya:
1. Menguasai
Kurikulum
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat
penting dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum adalah pemandu program
belajar mengajar, pelaksanaan dan hasil belajar yang hendak dicapai. Tanpa
berpegang pada kurikulum, maka proses belajar mengajar tidak memiliki arah dan
tujuan. Karena itu guru yang profesional memiliki penguasaan yang sangat
mendalam terhadap kurikulum. Mereka mengetahui cakupan materinya, mengetahui
tujuan yang hendak dicapai, mengetahui tata urutan penyajian dan porsi waktu
yang diperlukan. Guru juga hendaknya mengetahui bagaimana mengimplementasikan
kurikulum dalam program tahunan, program-program semester dan persiapan
mengajar yang efektif untuk menyerap kurikulum. Kurikulum diikuti dengan
perangkat pedoman pelaksanaan. Pedoman-pedoman tersebut dilandasi oleh
dasar-dasar didaktik dan metodik. Guru yang profesional selain menguasai
pedoman tersebut juga memiliki kreatifitas untuk mengembangkannya. Guru yang
berhasil dalam pengajaran adalah guru yang mampu mempersiapkan siswa mencapai
tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum.
2. Menguasai
Materi
Sebagai
pengajar, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Karena
itu sebenarnya guru sendiri adalah seorang pelajar yang belajar secara
terus-menerus. Guru adalah tempat menimba ilmu bagi para siswanya. Sebagai
pengajar ia harus membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami, dan
menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa
untuk senantiasa belajar pada berbagai kesempatan. Kemampuan ini tidak hanya
berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari bangku pendidikan, melainkan harus
dihayatinya dan disikapi sebagai suatu seni. Seperti kita ketahui guru SD tidak
saja harus menguasi salah satu bidang studi pelajaran, melainkan seluruh mata
pelajaran. Karena itu belajar secara terus menerus untuk mendalami bahan
pengajaran tak dapat dielakkan.
3. Menguasai
Metode dan Teknik Penilaian
Seorang
guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia menguasai dan mampu
melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan
pelajaran, tujuan dan pokok bahasan yang diajarkannya. Bahan belajar yang telah
dikuasainya belum tentu dapat dicerna oleh siswa bila tidak disampaikan dengan
baik. Proses penyampaian ini memerlukan kecakapan khusus. Dengan demikian perlu
penguasaan guru terhadap metode penyampaian agar para siswa tidak pasif,
melainkan terlibat secara aktif dalam interaksi belajar mengajar. Seorang guru
yang cakap dan disegani adalah guru yang menguasai setiap metode sehingga para
siswa terangsang untuk terus belajar. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang cukup tentang alat-alat dan media sebagai alat bantu komunikasi
guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Tidak setiap media/alat
sesuai dengan setiap kondisi belajar mengajar, sehingga diperlukan pula
keterampilan untuk memilih dan menggunakan serta mengusahakan media dengan
baik. Memilih media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode serta
kemampuan guru dan minat siswa. Hal ini penting untuk diketahui karena metode
mengajar bersifat individual, artinya seorang guru mungkin dapat menggunakan
suatu metode dengan baik sementara guru yang lain belum tentu demikian. Karena
itu penggunaan suatu metode ataupun perangkat peralatan tidak dapat dipaksakan
pada seorang guru. Yang terpenting adalah bagaimana gaya interaksi pribadi itu
dapat mencapai tujuan melalui tumbuhya hubungan yang positif dengan para siswa.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mengusahakan
berbagai sumber belajar yang menunjang dalam proses belajar mengajar.
Penilaian
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Penilaian
bertujuan untuk memberikan umpan balik bagi guru dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun bagi siswa sendiri dan orang tua
siswa, penilaian bermanfaat untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Demikian
pula dalam satu babakan belajar mengajar guru hendaknya menjadi penilai yang
baik. Kesalahan atau kelemahan dalam penyusunan alat-alat penilaian, misalnya
tes hasil belajar, dapat memberikan dampak yang negatif terhadap proses belajar
mengajar. Misalnya, penggunaan tes objektif yang terus menerus mengakibatkan
anak kurang bersungguh-sungguh dalam belajar. Penilaian ini di sekolah
hendaknya dilakukan secara objektif, kontinyu serta mempergunakan berbagai
jenis yang bervariasi.
5.
Komitmen
Terhadap Tugas
Ciri pokok profesionalisme adalah apabila seseorang memiliki
komitmen yang mendalam terhadap tugasnya. Kecintaan terhadap tugas diwujudkan
dalam bentuk curahan tenaga, waktu, dan pikiran. Profesi guru sangatlah
berlainan dengan profesi lainnya, karena pekerjaan guru menyangkut pertumbuhan,
perkembangan fisik dan intelektual seorang anak manusia. Segala kegiatan
belajar mengajar harus disiapkan secara matang. Untuk itu guru harus
benar-benar menyatu, menjiwai dan menghayati tugas-tugas keguruannya. Guru yang
demikian akan mencintai siswa dan tugasnya. Hasilnya dapat dipastikan akan jauh
lebih baik dan lebih bermakna.
6.
Disiplin
Pendidikan adalah suatu proses, bersama proses itu anak
tumbuh dan berkembang dalam belajar. Pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah
proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan diterima serta
berlaku dalam masyarakat. Kuat lemahnya pengaruh itu sangat bergantung pada
tata disiplin yang ditetapkan dan dicontohkan oleh guru. Di kelas guru adalah
pemimpin yang menjadi teladan dan panutan siswa-siswanya. Oleh sebab itu,
disiplin bagi seorang guru merupakan bagian penting dari tugas-tugas
kependidikan. Dalam hal ini tugas guru bukan saja melatih sikap disiplin pada
anak didiknya tetapi juga lebih penting adalah mendisiplinkan diri sendiri
sebagai ciri khas seorang guru.
Selain
itu, guru juga dikatakan professional, jika:
1.
Fleksibel
Fleksibel
dalam artian guru yang tidak kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak
didik, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati anak didik melalui
berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi masing-masing anak.
2.
Optimis
Keyakinan
yang tinggi akan kemampuan pribadi dan yakin akan perubahan anak didik ke arah
yang lebih baik melalui proses interaksi guru-murid yang menyenangkan akan
menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak tersebut.
3.
Respek
Rasa
hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak didik akan dapat memacu mereka
untuk lebih cepat tidak sekadar memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang
menyeluruh tentang berbagai hal yang dipelajarinya.
4.
Cekatan
Anak-anak
berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, dan penuh inisiatif. Kondisi ini perlu
di imbangi oleh guru sebagai pengajarnya, sehingga guru mampu bertindak sesuai
kondisi yang ada.
5.
Humoris
Menjadi
seorang guru killer? Anak-anak malah takut kepada anda dan mereka pasti tidak
mau belajar. Meskipun setiap orang mempunyai sifat humoris, sifat ini dituntut
untuk dimiliki seorang pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak suka sekali
dengan proses belajar yang menyenangkan, termasuk dibumbui dengan humor. Secara
tidak langsung, hal tersebut dapat membantu mengaktifkan kinerja otak kanan
mereka.
6.
Inspiratif
Meskipun
ada panduan kurikulum yang mengharuskan peserta didik mengikutnya, guru harus
dapat menemukan banyak ide dari hal-hal baru dan lebih memahami
informasi-informasi pengetahuan yang disampaikan gurunya.
7.
Lembut
Dimanapun,
guru yang bersikap kasar, kaku, atau emosional, biasanya mengakibatkan dampak
buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar
kepada anak didik. Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan rasa kasing sayang akan
lebih efektif dalam proses belajar mengajar dan lebih memudahkan munculnya
solusi atas berbagai masalah yang muncul.
8.
Disiplin
Disiplin
di sini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup bebagai hal lain.
Sehingga, guru mampu menjadi teladan kedisplinan tanpa harus sering mengatakan
tentang pentingnya disiplin. Contoh, disiplin dalam waktu, menyimpan barang,
belajar dan sebagainya. Dengan demikian, akan timbul pemahaman yang kuat pada
anak didik tentang pentingnya hidup disiplin.
9.
Responsif
Ciri
guru yang profesional antara lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, sosial, ilmu pengetahuan maupun
teknologi, dan lain-lain.
10.
Empatik
Setiap
anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, cara belajar dan proses
peneriamaan, serta pemahaman terhadap pelajaran pun berbeda-beda. Oleh
karena itu, seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam memahami
keberagaman tersebut sehingga bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar
mereka.
11.
Bersahabat
Bersahabat
dalam artian seorang guru jangan membuat jarak yang lebar dengan anak didik
hanya karena posisinya sebagai guru. Jika kita dapat menjadi teman mereka akan
menghasilkan emosi yang lebih kuat daripada sekadar hubungan guru-murid.
Sehingga, anak-anak akan lebih mudah beradaptasi dalam menerima pelajaran dan
bersosialisasi dengan lingkungannya.
sumber
Uno,
Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soetjipto,
dkk. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
https://akihisa02.wordpress.com/2010/11/30/profesi-kependidikan-hal-hal-yang-harus-disiapkan-oleh-seorang-guru-sebelum-mengajar/
diakses pada 03 september 2015 pukul 16:28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar