Minggu, 20 September 2015

TUGAS 4 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



Oleh Herman Susanto


PERKEMBANGAN MENURUT TEORI NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI
·          Teori Nativisme
Teori nativisme mengemukakan bahwa perkembangan manusia semata-mata hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir saja. Pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Apabila pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya, bila anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa pendewasaannya.
Teori nativisme dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1778-1860), dari Jerman. mengatakan bahwa bakat mempunyai peranan yang penting. Tidak ada gunanya orang mendidik kalau bakat anak memang jelek. Faktor lingkungan atau pendidikan menurut teori ini tidak bisa berbuat apa-apa dalam mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam pendidikan ilmu aliran ini dikenal sebagai aliran pedagogik pesivisme yaitu pendidikan yang tidak dapat dipengaruhi perkembangan anak ke arah kedewasaan yang dikehendaki oleh pendidik. (faktor hereditas atau pembawaan) berasal dari garis keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Faktor ini meliputi faktor genetik (keturunan), factor kemampuan (bakat) dan factor pertumbuhan mereka.

·         Teori Empirisme
Berbeda dengan teori nativisme, teori ini mengemukakan bahwa sejak dilahirkan anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa dan dalam pendewasaannya factor pendidikan dan factor lingkunganlah yang mempengaruhi sepenuhnya atas pembentukan anak. Teori empirisme ini merupakan kebalikan dari teori nativisme karena menganggap bahwa potensi atau pembawaan yang dimiliki seseorang itu sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam upaya pendidikan. Teori ini disebut juga dengan Sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam ilmu pendidikan teori ini dikenal sebagai pandangan optimisme paedagogis.
Nama asli teori ini adalah “The school of British Empiricism” (teori empirisme Inggris). Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filusuf ingris yang bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan  empirisme (biasa pula disebut environmetalisme) pendidik memang penting, sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman.

·         Teori  Konvergensi
Teori konvergensi merupakan teori yang menganut faham teori nativisme dan juga teori empiresme. Teori ini merupakan perpaduan antara pandangan nativisme dan empirisme yang menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia kearah yang lebih baik lagi.
Aliran ini dipelopori oleh William Stem (1871-1938). Faham konvergensi berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu baik secara pembawaan ataupun lingkungan memainkan peranan perting. Realitas menunjukkan bahwa warisan yang baik saja tanpa pengaruh lingkungan kependidikan yang baik tidak akan dapat membina kepribadian yang ideal. Sebaliknya, walaupun lingkungan pendidikan itu baik, tidak akan menghasilkan kepribadian yang ideal juga. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang

Sebagai calon guru, pemahaman dasar  tentang perkembangan peserta didik diprlukan untuk mengembangkan basis pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka sesuai dengan tahap kehidupannya. Dengan demikian kita juga perlu memahami berbagai factor yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik termasuk secara genetic, factor lingkungan bahkan dari factor sosial ekonomi guna memberikan kita informasi tambahan atas apa yang perlu kita berikan sebagai calon pendidik berdasarkan kebutuhan peserta didikyang kita didik nantinya.


Sumber
Danim Sudarmawan. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar