Oleh Herman Susanto
PERKEMBANGAN
MENURUT TEORI NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI
·
Teori
Nativisme
Teori nativisme mengemukakan bahwa perkembangan manusia semata-mata
hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir saja. Pembawaan
itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Apabila pembawaannya itu baik, baik
pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya, bila anak itu berpembawaan buruk,
buruk pula pada masa pendewasaannya.
Teori nativisme dipelopori oleh
Arthur Schopenhauer (1778-1860), dari Jerman. mengatakan bahwa bakat mempunyai
peranan yang penting. Tidak ada gunanya orang mendidik kalau bakat anak memang
jelek. Faktor lingkungan atau pendidikan menurut teori ini tidak bisa berbuat
apa-apa dalam mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam pendidikan ilmu aliran
ini dikenal sebagai aliran pedagogik pesivisme yaitu pendidikan yang tidak
dapat dipengaruhi perkembangan anak ke arah kedewasaan yang dikehendaki oleh
pendidik. (faktor
hereditas atau pembawaan) berasal dari garis keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena
memang ditakdirkan demikian.
Faktor ini meliputi faktor genetik (keturunan), factor kemampuan (bakat) dan
factor pertumbuhan mereka.
·
Teori Empirisme
Berbeda dengan teori nativisme, teori ini mengemukakan bahwa sejak dilahirkan anak
itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa dan dalam pendewasaannya factor
pendidikan dan factor lingkunganlah yang mempengaruhi sepenuhnya atas
pembentukan anak. Teori empirisme ini merupakan kebalikan dari teori nativisme
karena menganggap bahwa potensi atau pembawaan yang dimiliki seseorang itu sama
sekali tidak ada pengaruhnya dalam upaya pendidikan. Teori ini disebut juga dengan
Sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari
luar. Dalam ilmu pendidikan teori ini
dikenal sebagai pandangan optimisme paedagogis.
Nama asli teori ini adalah “The school of British Empiricism” (teori
empirisme Inggris). Tokoh perintis pandangan ini adalah
seorang filusuf ingris yang bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan
teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang
bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh
besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme
(biasa pula disebut environmetalisme) pendidik memang penting, sebab pendidik
dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak
sebagai pengalaman-pengalaman.
·
Teori Konvergensi
Teori konvergensi merupakan teori yang menganut faham teori nativisme dan
juga teori empiresme. Teori ini merupakan perpaduan antara pandangan nativisme
dan empirisme yang menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti
apa-apa tanpa faktor pengalaman
(lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa
faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia kearah yang lebih baik lagi.
Aliran ini
dipelopori oleh William Stem (1871-1938). Faham konvergensi berpendapat, bahwa
di dalam perkembangan individu itu baik secara pembawaan ataupun lingkungan
memainkan peranan perting. Realitas menunjukkan bahwa warisan yang baik saja
tanpa pengaruh lingkungan kependidikan yang baik tidak akan dapat membina
kepribadian yang ideal. Sebaliknya, walaupun lingkungan pendidikan itu baik, tidak
akan menghasilkan kepribadian yang ideal juga. Bakat sebagai kemungkinan telah
ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu
perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang
Sebagai calon guru, pemahaman dasar tentang perkembangan peserta didik diprlukan
untuk mengembangkan basis pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka sesuai
dengan tahap kehidupannya. Dengan demikian kita juga perlu memahami berbagai
factor yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik termasuk secara
genetic, factor lingkungan bahkan dari factor sosial ekonomi guna memberikan
kita informasi tambahan atas apa yang perlu kita berikan sebagai calon pendidik
berdasarkan kebutuhan peserta didikyang kita didik nantinya.
Sumber
Danim Sudarmawan. 2010. Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
http://butirancinta999.blogspot.co.id/2013/04/teori-belajar-menurut-nativisme.html
diakses pada tgl 19 sept 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar