Oleh Herman
susanto
JABATAN
PROFESSIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Jabatan
guru merupakan jabatan professional yang menghendaki guru harus bekerja secara
professional. Bekerja sebagai seorang yang professional berarti bekerja dengan
keahlian, dan keahlian hanya dapat diperoleh dari melalui pendidikan kusus.
Guru tentu telah mengikuti pendidikan keahlian melalui lembaga pendidikan.
Keahlian dalam pendidikan ditandai dengan diberikannya sertifikat atau akta
mengajar.
Berikut ini daftar lengkap penyesuaian
jenjang kepangkatan guru PNS yang baru, yakni :
No
|
Gol/ruang
|
Jenjang Pangkat
|
Jenjang
Jabatan
|
|
Sekarang
|
Sebelumnya
|
|||
1
|
II/a
|
Pengatur Muda
|
—
|
Guru Pratama
|
2
|
II/b
|
Pengatur Muda Tk.I
|
—
|
Guru Pratama Tk.I
|
3
|
II/c
|
Pengatur
|
—
|
Guru Muda
|
4
|
II/d
|
Pengatur Tk.I
|
—
|
Guru Muda Tk.I
|
5
|
III/a
|
Penata
Muda
|
Guru Pertama,
|
Guru Madya
|
6
|
III/b
|
Penata
Muda Tk.I
|
Guru Pertama,
|
Guru Madya Tk.I
|
7
|
III/c
|
Penata
|
Guru Muda,
|
Guru Dewasa
|
8
|
III/d
|
Penata
Tk.I
|
Guru Muda,
|
Guru Dewasa Tk.I
|
9
|
IV/a
|
Pembina
|
Guru Madya,
|
Guru Pembina
|
10
|
IV/b
|
Pembina Tk.I
|
Guru Madya,
|
Guru Pembina Tk.I
|
11
|
IV/c
|
Pembina Utama Muda
|
Guru Madya,
|
Guru Utama Muda
|
12
|
IV/d
|
Pembina Utama Madya
|
Guru Utama,
|
Guru Utama Madya
|
13
|
IV/e
|
Pembina Utama
|
Guru Utama,
|
Guru Utama
|
- Kegiatan guru dalam pembelajaran
Pola
pembelajaran yang efektif
Pertama, dari
pengetahuan tentang gaya belajar, baik metode kelompok maupun metode mandiri
harus digunakan. Ada siswa dapat belajara mandiri, tetapi ada juga sejumlah
siswa lebih senang belajar dalam suasana dan situasi pengajaran yang beraturan
dan terpimpin. Kedua, kondisi adan
asas belajar menyebabkan kita tangggap akan perlunya memilih metode yang
memberi peluang untuk peran serta yang aktif dari pihak siswa dalam segala
kegiatan belajar. Ketiga, jika kita
siap menggunakan teknologi pengajaran yang baru (TV, komputer, dan lain-lain),
penakaran biasanya diberikan pada penyajia kelompok atau pada kegiatan belajar
mandiri. Kedua jenis penyajian ini tidak memberikan kesempatan interaksi
antarguru-siswa secara tatap muka. Keempat, ada
persoalan dalam keefesienan menggunakan waktu guru dan siswa, sarana, serta
peralatan.
- Kondisi dan asas untuk belajar yang berhasil
Berikut
pemerian tentang kondidisi dan asas belajar yang lebih penting dan lebih
bernafaat. Kondisi dan asas tersebut yakni: (1) persiapan sebelum mengajar; (2)
sasaran belajar; (3) susunan bahan ajar; (3) perbedaan individu; (5) motivasi;
(6) sumber pengajaran; (7) keikutsertaan; (8) balikan; (9) penguatan; (10)
latihan pengulangan; (11) urutan kegiatan; (12) penerapan; (13) sikap mengajar;
(14) penyajian di depan kelas.
·
Metode penyajian
Keunggulan
metode penyajian
a. ceramah atau format penyajian lainnya
yang telah dikenal dan diterima secara konvensional, baik dari kalangan
pengajar maupun siswa. Metode ini merupakan metode utama dan kebanyakan
digunakan oleh pengajar;
b. pada umumnya diperlukan upaya
dan pemikiran, minimal untuk merencanakan penyajian ceramah, karena pengajar
sudah mengenal dan menggunakan metode penyajian model ini;
c. ada beberapa pengajar yang
merasa bahwa untuk mempertahankan status mereka atau menambah wibawa di mata
siswa, mereka berbicara di depan kelas;
d. dari segi tujuan pembelajaran,
waktu dapat dihemat karena dalam jangak waktu tertentu lebih banyak informasi
dapat disajikan;
e. sejumlah besar siswa dapat
dilayani dalam waktu yang sama, yang jadi pembatas hanyalah ukuran ruangan;
f. jika diperlukan, penyajian
dapat diubah dengan penyajian bahan ajar tertentu atau menambahkan bahan baru
sebelum, bahkan ketika pengajar menyajikan bahan ajar; dan
g. cara ini layak diterapkan
sebagai metode komunikasi apabila informasi yang akan disampaikan mengharuskan
sering terjadinya perubahan dan pemutakhiran.
Kelemahan metode penyajian
a. siswa dibatasi
keikutsertaannya, mereka hanya menonton, mendengar, mencatat, dan hanya sedikit
atau sama sekali tidak kesempatan bertukat pendapat dengan pengajar;
b. adanya keharusan bagi pengajar
untuk menyajika bahan ajarnya dengan cara menarik, bergairah, dan penuh
tantangan, agar siswa tetap tertuju pada penyajian pengajar;
c. ketika guru memberikan ceramah
atau memperagakan sesuatu kepada siswa, diandaikan siswa memperoleh pengertian
yang sama, tingkat pemahaman yang sam, dan pada waktu yang sama pula;
d. apabila dizinkan bertanya,
pengajaran akan berhenti dan beberapa siswa terpaksa menunggu sampai pertanyaan
itu terjawab sebelum dapat mengikuti penyajian selanjutnya;
e. pengajar sulit mendapat
balikan dari siswa sehubungan kesalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa
selama penyajian;
f. terdapat bukti bahwa bahan
penyajian lisan saja tanpa disertai keikutsertaan siswa secara terencana, hanya
dapat diingat dalam jangka waktu pendek; dan
g. penyajian bukanlah metode yang
dapat diterapkan untuk mengajarkan keterampilan psikomotor dan sasaran dalam
ranah afektif hanya terpengaruh sedikit sekali.
- Rencana Keikutsertaan
Keikutsertaan dapat dibagi kedalam tigas jenis:
1) Interaksi aktif dengan pengajar. Siapkan
pertanyaan yang akan digunakan di berbagai kesempatan selama penyajian lisan,
dorong atau arahkan siswa untuk menjawab dan berdiskusi dengan pengajar.
2) Kerja di tempat. Dorong siswa untuk mencatat
sehingga akan menangkap butir-butir penting dalam penyajian atau sediakan
lembaran berisi hal-hal penting untuk acuan yang dapat langsung digunakan. Yang
terakhir ini dapat berupa lembaran kerja mengenai pokok bahasan yang meminta
siswa mengisi suatu garis besar tentang isi bahan ajar, untuk menyelesaikan
diagram yangmenyertai media yang digunakan dalam penyajian, menuliskan jawaban
berbagai pertanyaan, memecahkan masalah, dan menerapkan bahan ajar dan konsep
selama penyajian berlangsung.
3) Kegiatan berpikir lain. Dorong siswa untuk
berpikir bersama pengajar dengan membantu mereka menjawab dalam hati pertanyaan
retorik atau pertanyaan langsung dan memecahkan masalah yang diajukan oleh
pengajar atau siswa lain. Siswa dapat juga diminta merumuskan pertanyaan mereka
sendiri yang berhubungan dengan bahan yang disajikan yang akan digunakan dalam
pertemuan kelompok kecil nantinya.
- Belajar mandiri
Dari ketiga pola mengajar dan belajar, belajar
mandiri memperoleh perhatian terbanyak dalam rencana rancangan pengajaran.
Sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai prinsip belajar, terdapat bukti untuk
menunjang pendapat bahwa belajar harus dilakukan oleh individu untuk dirinya
sendiri dan bahwa hasil maksimal diperoleh apabila siswa bekerja menurut
kecepatannya sendiri, terlibataktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar
khusus, dan mengalami keberhasilan dalam belajar.
a. Ciri
Metode belajar yang sesuai kecepatan sendiri juga
disebut belajar mandiri, pengajaran sendiri, atau belajar dengan mengarahkan
diri sendiri.
Ciri khusus program belajar mandiri yang bermutu
meliputi hal-hal berikut:
1)Kegiatan belajar untuk siswa dikembangkan dengan
cermat dan r0inci. Pengajaran sendiri berlangsung dengan baik apabila bahan
disusun menjadi langkah-langkah yang terpisah dan kecil, masing-masing membahas
satu konsep tunggal atau seagian daribahan yang diajarkan. Besar langkah bisa
berbeda-beda, namun urutannya perlu diperhatikan dengan teliti.
2) Kegiatan dan sumber pengajaran dipilih
dengan hati-hati dengan memerhatikan sasaran pengajaran yang dipersyaratkan.
3) Penguasaan siswa terhadap setiap langkah
harus diperiksa sebelum ia melanjutkan ke langkah berikutnya. Karena itu, kita
perlu menanyai atau menantang siswa untuk menunjukkan kepahaman mereka atau
penggunaan bahan yang dipelajari.
4) Siswa kemudian harus segera menerima
kepastian (balikan) tentang kebenaran jawabannya atau upaya lainnya. Setiap
keberhasilan menimbulkan rasa percaya diri pada siswa untuk melanjutkan
kelangkah berikutnya.
5) Apabila muncul kesulitan, siswa mungkin
perlu mempelajari lagi atau meminta bantuan pengajar. Jadi, siswa secara
terus-menerus ditantang, harus menyelesaikan kegiatan yang diikutinya, langsung
mentehaui hasil belajar atau usahanya, dan merasakan keberhasilan.
- Tata Cara
Cara yang lebih baik untuk merencanakan belajar
mandiri adalah memulai dengan bermacam-macam bahan agar mencapai sasaran dan
kemudian merencanakan lebih dari satu uutan pengajaran untuk memberikan peluang
kepada perbedaan di antara siswa secara perseorangan. Berdasarkan atas
persiapan dan kebutuhan, beberapa siswa mungkin mengambil jalur tercepat,
bahkan berpacu dan menggunakan sedikit bahan saja untuk sampai pada ujung jalur
tersebut. Siswa lain mungkin memerlukan jalur yang lebih lambat yang penuh
dengan ilustrasi konkret atau contoh, lebih banyak latihan, telaahan, atau
bahkan bagian kecil dari bahan ajar dengan pengulangan penjelasan dalam tautan
yang berbeda-beda.
Dengan menyadari bahwa keikutsertaan aktif
merupakan unsur terpenting untuk belajar, perancang berbagai pengajaran dapat
mengembangkan berjenis-jenis pengalaman bagi para siswa. Pengalaman belajar ini
dapat berkisar dari suatu program yang terstruktur yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk maju sesuai kebebasan dan tanggung jawab penuh kepada siswa
untuk memilih kegiatan dan bahan pelajaran mereka sesuai dengan gaya belajar
atau selera mereka masing-masing.
- Contoh
Beberapa tata cara untuk melaksanakan belajar
sesuai dengan kecepatan sendiri diuraikan berikut ini. Tata cara ini dimulai
dari penggunaan bahan dipersiapkan sendiri dalam bentuk yang sederhana, bahan
yang diperdagangkan yang perlu penyesuaian., sampai pada program mandiri
bersakala besar yang dirancang secara bersistem.
- Kontrak siswa
Siswa membuat perjanjian dengan pengajar untuk
mencapai sasaran yang dapat diterima, sering dengan menyelesaikan suatu tugas
untuk yang dapat diterima, sering dengan menyelesaikan suatu ugas untuk
memperoleh imbalan (angka kredit, izin untuk ikut dalam kegiatan khusus, atau
untuk bebas dari tugas). Bisa saja pengajar yang menyarankan sumber belajat,
tetapi bisa juga siswa itu sendiri yang me memutuskan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai sasaran dan melaksanakan tugas.
- Buku Ajar/Lembar Kerja
Untuk dapat mempelajari isi buku ajar atau bahan
cetak lain yangdipakai sebagai bagian yang terpadu dalam mata ajar, siswa
sering kali mmerlukan bimbingan. Hal ini terjadi karena keterampilan membaca
dan bahasa siswa terbatas.
- Buku Belajar Mandiri Terprogram atau Pengajaran Berdasarkan Komputer
Sumber belajar seperti yang telah dikemukakan dapat
memenuhi berbagai tujuan penting.
a. Menyiapkan bahan ajar untuk berbagai bagian
khusus dan sebuah mata ajar yang mempersyaratkan penguasaan berbagai istilah
dasar dan beraneka fakta tertentu.
b. Mengarahkan penelaahan atau pelajaran perbaikan
tentang suatu pokok bahasan
c. Memberikan penjelasan rinci tentang suatu pokok
bahasan, termasuk penerapan simulasi mengenai bahan ajar.
Penggunaan program komputer makin lama makin
meningkat dalam upaya memenuhi kebutuhan yang dulunya dipenuhi oleh buku ajar
mandiri.
- Pita Rekaman Suara/Lembar Kerja
Dengan sebuah pita rekaman suara dan lembar kerja,
siswa membaca informasi, merujuk pada diagram atau media pandang lain,
memecahkan masalah, dan menyelesaikan kegiatan lain atas petunjuk suara
pengajar dalam pita rekaman. Rekaman ini memberi petunjuk, informasi,
penjelasan tentang jawaban, dan bantuan tutorial lainnya.
Gabungan pita rekaman suara dan lembar kerja dapat
dikembangkan untuk menguraikan pokok bahasan tertentu dalam mata ajar yang
belum ada bahan pengajarannya ata yang membutuhkan pendekatan penyajian yang
bersifat pribadi, informal dan menarik. Gabungan tersebut merupakan paket yang
dapat dipakai dengan mudah oleh siswa di mana saja atau kapan saja.
- Media Pandang/Lembar Petunjuk
Media pandang dengan lembar petunjuk dapat dipakai
apabila siswa memerlukan pengarahan atau petunjuk untuk menjalankan suatu
perlengkapan, melaksanakan suatu proses , atau menyelesaikan suatu kegiatan
dengan cermat. Semua bahan ini sering disebut alat bantu kerja. Media pandang,
baik dalam bentuk gambar diam ataupun film, dapat mengarahkan siswa melewati
langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas khusus.
Terdapat banyak pilihan untuk merancang bahan baru
atau menyelesaikan bahan yang telah ada. Pilihan tersebut termasuk foto, slide,
film, rekaman video, dan/atau lembar petunjuk tercetak. Media pandang dapat
dtempatkan di bengkel kerja, laboratorium, atau toko, atau dipersiapkan untuk
dapat diambil dandipelajari kapan saja jika diperlukan. Apabila media pandang
digabungkan dengan lembar petunjuk tercetak yang merangkum suatu pelaksanaan
kegiatan atau memberikan informasi mengenai fakta atau informasi tambahan, kita
akan mendapatkan paket belajar sendiri yang lengkap tentang suatu pokok
bahasan.
- Paket Nekamedia
Paket nekamedia terdiri atas beberapa jenis bahan
sumber media, yang dipakai pada waktu bersamaan atau secara berurutan dalam
situasi belajar mandiri. Suatu paket biasanya menjelaskan pokok bahasan tunggal
dalam sebuah mata ajar. Paket dapat memberikan pengajaran untuk pokok bahasan
yang memerlukan foto keadaan sesungguhnya atau lambang berupa diagram dengan
penjelasan lisan.
Paket nekemedia yang disiapkan untuk diperdagangkan
terdapat dalam berbagai bentu: slide atau seperangkat carikan film
dengan kaset dan bahan cetak yang berkaitan; atau suatu program komputer
inetraktif/sistem kaset vieo atau piringan video dengan bahan cetak. Bahan
cetak dapat mencakup gabungan anatar abacaan, lembar kerja, dan latihan swauji.
Di samping itu, perlengkapan dan peralatan mungkin juga merupakan bagian dari
seperangkat alat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan.
Sebagai bagian dari paket ini perlu ada silabus
atau pedoman bagi pemakai, yang menjelaskan; (a) sasaran belajar paket, (b)
pedoman penggunaan, dan (c) cara menilai hasil penggunaan paket.
- Sistem Pengajaran Perseorangan (PSI = Personalized System of Instruction)
Metode PSI dengan belajar mandiri (dikembangkan
oleh psikolog Fred Keller dan sering disebut Rencana Keller) adalah pendekatan
yang dapat diterapkan pada suatu pelajaran yang lengkap. Pendekatan ini umumnya
berdasarkan pada sebuah buku ajar dengan satuan pelajaran yang terdiri atas
bacaan, pertanyaan, dan soal. Sumber penagajaran tidak hanya dibatasi pada
bahan tertulis saja. Media lain, baik berupa media pandang dan/atau dengar
dapat disisipkan.
Setelah mempelajari setiap bagian dan menajwab
seperangkat pertanyaan yang berkaitan atau menyelesaikan berbagai kegiatan,
siswa melaporkan kepada pengawas atau tutor bahwa ia siap unuk diuji tentang
bagian tertentu dari bahan ajar. Setelah ujian selesai dikerjakan, segera
dinilai oleh pengawas (siswa ain yang telah menyelesaian pelajaran dengan
berhasil), yang kemudian menunjukkan hasil ujian tersebut kepada siswa. Apabila
siswa berhasil dengan memuaskan (umumnya dengan tingkat kemampuan 80-90%), ia
dapat melanjutkan ke bab atau satuan pelajaran berikutnya. Apabila tingkat
(ditentukan oleh ujian) belajar yang telah dipersyaratkan tidak dicapai, siswa
harus mempelajari kembali bahan ajar tersebut, dan apabila sudah siap, menempuh
ujian lagi dalam bentuk lain.
- Metode Tutorial dengan Media Suara (Metode AT = Audio tutorial method).
Suatu pendekatan bersistem lengkap lainnya untuk
belajar mandiri adalah metode AT – tutorial dengan media suara. Pendekatan ini
dirancang oleh botaniwan Samuel N. Postlethwait. Prosesnya meliputi tiga
komponen utama: (a) pertemuan kelompok besar (kelas), biasanya dilakukan tiap
minggu dan mempunyai sejumlah tujuan, seperti memperkenalkan pokok bahasan
baru, memperkenalkan pembicara tamu, mempertunjukkan film, atau melaksanakan
ujian: (b) kegiatan belajar mandiri di laboratorium yang sesuai dengan
pelajaran itu; (c) pertemuan diskusi kelompok, yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, melaporkan sesuatu, dan ikut dalam bentuk interaksi
lainnya.
Disediakan sebuah pedoman belajar yang terdiri atas
sejumlah sasaran belajar, kegiatan, latihan dan ujian swaperiksa. Pita rekaman
suara digunakan selama periode belajar mandiri untuk membimbing siswa melalui
pengalaman belajar. Isi rekaman tersebut tidak berupa ceramah. Suara pengajar
pada pita rekaman memberikan beberapa informasi, bimbingan tutorial, dan
pengarahan bagi siswa. Kegiatan yang diarahkan oleh suara dalam kaset dapat
mencakup membaca buku dan artikel, mempelajari bahan yang ditayangkan lewat
media pandang, menjawab pertanyaan pada lembar kerja, melaksanakan kegiatan
laboratorium apabila diperlukan. Pita rekaman juga memberikan jawaban kepada
siswa sebagai balikan tentang pelajaran. Pengajar atau asisten biasanya berada
di laboratorium dan siap melayani siswa dalam menjawab pertanyaan.
Sumber
Uno, Hamzah B.
2007. Profesi Kependidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Soetjipto, dkk.
1994. Profesi Keguruan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
http://roemrahman.blogspot.co.id/2014/09/jenjang-pangkat-dan-jabatan-guru-pns.html
diakses pada tanggal 11 September 2015, pukul 10:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar