Kamis, 10 September 2015

Tugas 3 Profesi Kependidikan



Oleh Herman susanto

JABATAN PROFESSIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Jabatan guru merupakan jabatan professional yang menghendaki guru harus bekerja secara professional. Bekerja sebagai seorang yang professional berarti bekerja dengan keahlian, dan keahlian hanya dapat diperoleh dari melalui pendidikan kusus. Guru tentu telah mengikuti pendidikan keahlian melalui lembaga pendidikan. Keahlian dalam pendidikan ditandai dengan diberikannya sertifikat atau akta mengajar.
Berikut ini daftar lengkap penyesuaian jenjang kepangkatan guru PNS yang baru, yakni :
No
Gol/ruang
    Jenjang Pangkat
Jenjang Jabatan
   Sekarang
  Sebelumnya
1
II/a
   Pengatur Muda
Guru Pratama
2
II/b
  Pengatur Muda Tk.I
Guru Pratama Tk.I
3
II/c
  Pengatur
Guru Muda
4
II/d
  Pengatur Tk.I
Guru Muda Tk.I
5
III/a
  Penata Muda
Guru Pertama,
Guru Madya
6
III/b
  Penata Muda Tk.I
Guru Pertama,
Guru Madya Tk.I
7
III/c
  Penata
Guru Muda,
Guru Dewasa
8
III/d
  Penata Tk.I
Guru Muda,
Guru Dewasa Tk.I
9
IV/a
  Pembina
Guru Madya,
Guru Pembina
10
IV/b
  Pembina Tk.I
Guru Madya,
Guru Pembina Tk.I
11
IV/c
  Pembina Utama Muda
Guru Madya,
Guru Utama Muda
12
IV/d
  Pembina Utama Madya
Guru Utama,
Guru Utama Madya
13
IV/e
  Pembina Utama
Guru Utama,
Guru Utama

  • Kegiatan guru dalam pembelajaran
Pola pembelajaran yang efektif
Pertama, dari pengetahuan tentang gaya belajar, baik metode kelompok maupun metode mandiri harus digunakan. Ada siswa dapat belajara mandiri, tetapi ada juga sejumlah siswa lebih senang belajar dalam suasana dan situasi pengajaran yang beraturan dan terpimpin. Kedua, kondisi adan asas belajar menyebabkan kita tangggap akan perlunya memilih metode yang memberi peluang untuk peran serta yang aktif dari pihak siswa dalam segala kegiatan belajar. Ketiga, jika kita siap menggunakan teknologi pengajaran yang baru (TV, komputer, dan lain-lain), penakaran biasanya diberikan pada penyajia kelompok atau pada kegiatan belajar mandiri. Kedua jenis penyajian ini tidak memberikan kesempatan interaksi antarguru-siswa secara tatap muka. Keempat, ada persoalan dalam keefesienan menggunakan waktu guru dan siswa, sarana, serta peralatan.
  • Kondisi dan asas untuk belajar yang berhasil
Berikut pemerian tentang kondidisi dan asas belajar yang lebih penting dan lebih bernafaat. Kondisi dan asas tersebut yakni: (1) persiapan sebelum mengajar; (2) sasaran belajar; (3) susunan bahan ajar; (3) perbedaan individu; (5) motivasi; (6) sumber pengajaran; (7) keikutsertaan; (8) balikan; (9) penguatan; (10) latihan pengulangan; (11) urutan kegiatan; (12) penerapan; (13) sikap mengajar; (14) penyajian di depan kelas.
·         Metode penyajian
Keunggulan metode penyajian
a. ceramah atau format penyajian lainnya yang telah dikenal dan diterima secara konvensional, baik dari kalangan pengajar maupun siswa. Metode ini merupakan metode utama dan kebanyakan digunakan oleh pengajar;
b. pada umumnya diperlukan upaya dan pemikiran, minimal untuk merencanakan penyajian ceramah, karena pengajar sudah mengenal dan menggunakan metode penyajian model ini;
c. ada beberapa pengajar yang merasa bahwa untuk mempertahankan status mereka atau menambah wibawa di mata siswa, mereka berbicara di depan kelas;
d. dari segi tujuan pembelajaran, waktu dapat dihemat karena dalam jangak waktu tertentu lebih banyak informasi dapat disajikan;
e. sejumlah besar siswa dapat dilayani dalam waktu yang sama, yang jadi pembatas hanyalah ukuran ruangan;
f. jika diperlukan, penyajian dapat diubah dengan penyajian bahan ajar tertentu atau menambahkan bahan baru sebelum, bahkan ketika pengajar menyajikan bahan ajar; dan
g. cara ini layak diterapkan sebagai metode komunikasi apabila informasi yang akan disampaikan mengharuskan sering terjadinya perubahan dan pemutakhiran.

Kelemahan metode penyajian
a. siswa dibatasi keikutsertaannya, mereka hanya menonton, mendengar, mencatat, dan hanya sedikit atau sama sekali tidak kesempatan bertukat pendapat dengan pengajar;
b. adanya keharusan bagi pengajar untuk menyajika bahan ajarnya dengan cara menarik, bergairah, dan penuh tantangan, agar siswa tetap tertuju pada penyajian pengajar;
c. ketika guru memberikan ceramah atau memperagakan sesuatu kepada siswa, diandaikan siswa memperoleh pengertian yang sama, tingkat pemahaman yang sam, dan pada waktu yang sama pula;
d. apabila dizinkan bertanya, pengajaran akan berhenti dan beberapa siswa terpaksa menunggu sampai pertanyaan itu terjawab sebelum dapat mengikuti penyajian selanjutnya;
e. pengajar sulit mendapat balikan dari siswa sehubungan kesalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa selama penyajian;
f. terdapat bukti bahwa bahan penyajian lisan saja tanpa disertai keikutsertaan siswa secara terencana, hanya dapat diingat dalam jangka waktu pendek; dan
g. penyajian bukanlah metode yang dapat diterapkan untuk mengajarkan keterampilan psikomotor dan sasaran dalam ranah afektif hanya terpengaruh sedikit sekali.

  • Rencana Keikutsertaan
Keikutsertaan dapat dibagi kedalam tigas jenis:
1) Interaksi aktif dengan pengajar. Siapkan pertanyaan yang akan digunakan di berbagai kesempatan selama penyajian lisan, dorong atau arahkan siswa untuk menjawab dan berdiskusi dengan pengajar.
2) Kerja di tempat. Dorong siswa untuk mencatat sehingga akan menangkap butir-butir penting dalam penyajian atau sediakan lembaran berisi hal-hal penting untuk acuan yang dapat langsung digunakan. Yang terakhir ini dapat berupa lembaran kerja mengenai pokok bahasan yang meminta siswa mengisi suatu garis besar tentang isi bahan ajar, untuk menyelesaikan diagram yangmenyertai media yang digunakan dalam penyajian, menuliskan jawaban berbagai pertanyaan, memecahkan masalah, dan menerapkan bahan ajar dan konsep selama penyajian berlangsung.
3) Kegiatan berpikir lain. Dorong siswa untuk berpikir bersama pengajar dengan membantu mereka menjawab dalam hati pertanyaan retorik atau pertanyaan langsung dan memecahkan masalah yang diajukan oleh pengajar atau siswa lain. Siswa dapat juga diminta merumuskan pertanyaan mereka sendiri yang berhubungan dengan bahan yang disajikan yang akan digunakan dalam pertemuan kelompok kecil nantinya.


  • Belajar mandiri
Dari ketiga pola mengajar dan belajar, belajar mandiri memperoleh perhatian terbanyak dalam rencana rancangan pengajaran. Sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai prinsip belajar, terdapat bukti untuk menunjang pendapat bahwa belajar harus dilakukan oleh individu untuk dirinya sendiri dan bahwa hasil maksimal diperoleh apabila siswa bekerja menurut kecepatannya sendiri, terlibataktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar khusus, dan mengalami keberhasilan dalam belajar.
a. Ciri
Metode belajar yang sesuai kecepatan sendiri juga disebut belajar mandiri, pengajaran sendiri, atau belajar dengan mengarahkan diri sendiri.
Ciri khusus program belajar mandiri yang bermutu meliputi hal-hal berikut:
1)Kegiatan belajar untuk siswa dikembangkan dengan cermat dan r0inci. Pengajaran sendiri berlangsung dengan baik apabila bahan disusun menjadi langkah-langkah yang terpisah dan kecil, masing-masing membahas satu konsep tunggal atau seagian daribahan yang diajarkan. Besar langkah bisa berbeda-beda, namun urutannya perlu diperhatikan dengan teliti.
2) Kegiatan dan sumber pengajaran dipilih dengan hati-hati dengan memerhatikan sasaran pengajaran yang dipersyaratkan.
3) Penguasaan siswa terhadap setiap langkah harus diperiksa sebelum ia melanjutkan ke langkah berikutnya. Karena itu, kita perlu menanyai atau menantang siswa untuk menunjukkan kepahaman mereka atau penggunaan bahan yang dipelajari.
4) Siswa kemudian harus segera menerima kepastian (balikan) tentang kebenaran jawabannya atau upaya lainnya. Setiap keberhasilan menimbulkan rasa percaya diri pada siswa untuk melanjutkan kelangkah berikutnya.
5) Apabila muncul kesulitan, siswa mungkin perlu mempelajari lagi atau meminta bantuan pengajar. Jadi, siswa secara terus-menerus ditantang, harus menyelesaikan kegiatan yang diikutinya, langsung mentehaui hasil belajar atau usahanya, dan merasakan keberhasilan.
  • Tata Cara
Cara yang lebih baik untuk merencanakan belajar mandiri adalah memulai dengan bermacam-macam bahan agar mencapai sasaran dan kemudian merencanakan lebih dari satu uutan pengajaran untuk memberikan peluang kepada perbedaan di antara siswa secara perseorangan. Berdasarkan atas persiapan dan kebutuhan, beberapa siswa mungkin mengambil jalur tercepat, bahkan berpacu dan menggunakan sedikit bahan saja untuk sampai pada ujung jalur tersebut. Siswa lain mungkin memerlukan jalur yang lebih lambat yang penuh dengan ilustrasi konkret atau contoh, lebih banyak latihan, telaahan, atau bahkan bagian kecil dari bahan ajar dengan pengulangan penjelasan dalam tautan yang berbeda-beda.
Dengan menyadari bahwa keikutsertaan aktif merupakan unsur terpenting untuk belajar, perancang berbagai pengajaran dapat mengembangkan berjenis-jenis pengalaman bagi para siswa. Pengalaman belajar ini dapat berkisar dari suatu program yang terstruktur yang memberi kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai kebebasan dan tanggung jawab penuh kepada siswa untuk memilih kegiatan dan bahan pelajaran mereka sesuai dengan gaya belajar atau selera mereka masing-masing.
  • Contoh
Beberapa tata cara untuk melaksanakan belajar sesuai dengan kecepatan sendiri diuraikan berikut ini. Tata cara ini dimulai dari penggunaan bahan dipersiapkan sendiri dalam bentuk yang sederhana, bahan yang diperdagangkan yang perlu penyesuaian., sampai pada program mandiri bersakala besar yang dirancang secara bersistem.
  • Kontrak siswa
Siswa membuat perjanjian dengan pengajar untuk mencapai sasaran yang dapat diterima, sering dengan menyelesaikan suatu tugas untuk yang dapat diterima, sering dengan menyelesaikan suatu ugas untuk memperoleh imbalan (angka kredit, izin untuk ikut dalam kegiatan khusus, atau untuk bebas dari tugas). Bisa saja pengajar yang menyarankan sumber belajat, tetapi bisa juga siswa itu sendiri yang me memutuskan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan melaksanakan tugas.

  • Buku Ajar/Lembar Kerja
Untuk dapat mempelajari isi buku ajar atau bahan cetak lain yangdipakai sebagai bagian yang terpadu dalam mata ajar, siswa sering kali mmerlukan bimbingan. Hal ini terjadi karena keterampilan membaca dan bahasa siswa terbatas.

  • Buku Belajar Mandiri Terprogram atau Pengajaran Berdasarkan Komputer
Sumber belajar seperti yang telah dikemukakan dapat memenuhi berbagai tujuan penting.
a. Menyiapkan bahan ajar untuk berbagai bagian khusus dan sebuah mata ajar yang mempersyaratkan penguasaan berbagai istilah dasar dan beraneka fakta tertentu.
b. Mengarahkan penelaahan atau pelajaran perbaikan tentang suatu pokok bahasan
c. Memberikan penjelasan rinci tentang suatu pokok bahasan, termasuk penerapan simulasi mengenai bahan ajar.
Penggunaan program komputer makin lama makin meningkat dalam upaya memenuhi kebutuhan yang dulunya dipenuhi oleh buku ajar mandiri.
  • Pita Rekaman Suara/Lembar Kerja
Dengan sebuah pita rekaman suara dan lembar kerja, siswa membaca informasi, merujuk pada diagram atau media pandang lain, memecahkan masalah, dan menyelesaikan kegiatan lain atas petunjuk suara pengajar dalam pita rekaman. Rekaman ini memberi petunjuk, informasi, penjelasan tentang jawaban, dan bantuan tutorial lainnya.
Gabungan pita rekaman suara dan lembar kerja dapat dikembangkan untuk menguraikan pokok bahasan tertentu dalam mata ajar yang belum ada bahan pengajarannya ata yang membutuhkan pendekatan penyajian yang bersifat pribadi, informal dan menarik. Gabungan tersebut merupakan paket yang dapat dipakai dengan mudah oleh siswa di mana saja atau kapan saja.
  • Media Pandang/Lembar Petunjuk
Media pandang dengan lembar petunjuk dapat dipakai apabila siswa memerlukan pengarahan atau petunjuk untuk menjalankan suatu perlengkapan, melaksanakan suatu proses , atau menyelesaikan suatu kegiatan dengan cermat. Semua bahan ini sering disebut alat bantu kerja. Media pandang, baik dalam bentuk gambar diam ataupun film, dapat mengarahkan siswa melewati langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas khusus.
Terdapat banyak pilihan untuk merancang bahan baru atau menyelesaikan bahan yang telah ada. Pilihan tersebut termasuk foto, slide, film, rekaman video, dan/atau lembar petunjuk tercetak. Media pandang dapat dtempatkan di bengkel kerja, laboratorium, atau toko, atau dipersiapkan untuk dapat diambil dandipelajari kapan saja jika diperlukan. Apabila media pandang digabungkan dengan lembar petunjuk tercetak yang merangkum suatu pelaksanaan kegiatan atau memberikan informasi mengenai fakta atau informasi tambahan, kita akan mendapatkan paket belajar sendiri yang lengkap tentang suatu pokok bahasan.
  • Paket Nekamedia
Paket nekamedia terdiri atas beberapa jenis bahan sumber media, yang dipakai pada waktu bersamaan atau secara berurutan dalam situasi belajar mandiri. Suatu paket biasanya menjelaskan pokok bahasan tunggal dalam sebuah mata ajar. Paket dapat memberikan pengajaran untuk pokok bahasan yang memerlukan foto keadaan sesungguhnya atau lambang berupa diagram dengan penjelasan lisan.
Paket nekemedia yang disiapkan untuk diperdagangkan terdapat dalam berbagai bentu: slide atau seperangkat carikan film dengan kaset dan bahan cetak yang berkaitan; atau suatu program komputer inetraktif/sistem kaset vieo atau piringan video dengan bahan cetak. Bahan cetak dapat mencakup gabungan anatar abacaan, lembar kerja, dan latihan swauji. Di samping itu, perlengkapan dan peralatan mungkin juga merupakan bagian dari seperangkat alat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan.
Sebagai bagian dari paket ini perlu ada silabus atau pedoman bagi pemakai, yang menjelaskan; (a) sasaran belajar paket, (b) pedoman penggunaan, dan (c) cara menilai hasil penggunaan paket.
  • Sistem Pengajaran Perseorangan (PSI = Personalized System of Instruction)
Metode PSI dengan belajar mandiri (dikembangkan oleh psikolog Fred Keller dan sering disebut Rencana Keller) adalah pendekatan yang dapat diterapkan pada suatu pelajaran yang lengkap. Pendekatan ini umumnya berdasarkan pada sebuah buku ajar dengan satuan pelajaran yang terdiri atas bacaan, pertanyaan, dan soal. Sumber penagajaran tidak hanya dibatasi pada bahan tertulis saja. Media lain, baik berupa media pandang dan/atau dengar dapat disisipkan.
Setelah mempelajari setiap bagian dan menajwab seperangkat pertanyaan yang berkaitan atau menyelesaikan berbagai kegiatan, siswa melaporkan kepada pengawas atau tutor bahwa ia siap unuk diuji tentang bagian tertentu dari bahan ajar. Setelah ujian selesai dikerjakan, segera dinilai oleh pengawas (siswa ain yang telah menyelesaian pelajaran dengan berhasil), yang kemudian menunjukkan hasil ujian tersebut kepada siswa. Apabila siswa berhasil dengan memuaskan (umumnya dengan tingkat kemampuan 80-90%), ia dapat melanjutkan ke bab atau satuan pelajaran berikutnya. Apabila tingkat (ditentukan oleh ujian) belajar yang telah dipersyaratkan tidak dicapai, siswa harus mempelajari kembali bahan ajar tersebut, dan apabila sudah siap, menempuh ujian lagi dalam bentuk lain.
  • Metode Tutorial dengan Media Suara (Metode AT = Audio tutorial method).
Suatu pendekatan bersistem lengkap lainnya untuk belajar mandiri adalah metode AT – tutorial dengan media suara. Pendekatan ini dirancang oleh botaniwan Samuel N. Postlethwait. Prosesnya meliputi tiga komponen utama: (a) pertemuan kelompok besar (kelas), biasanya dilakukan tiap minggu dan mempunyai sejumlah tujuan, seperti memperkenalkan pokok bahasan baru, memperkenalkan pembicara tamu, mempertunjukkan film, atau melaksanakan ujian: (b) kegiatan belajar mandiri di laboratorium yang sesuai dengan pelajaran itu; (c) pertemuan diskusi kelompok, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, melaporkan sesuatu, dan ikut dalam bentuk interaksi lainnya.
Disediakan sebuah pedoman belajar yang terdiri atas sejumlah sasaran belajar, kegiatan, latihan dan ujian swaperiksa. Pita rekaman suara digunakan selama periode belajar mandiri untuk membimbing siswa melalui pengalaman belajar. Isi rekaman tersebut tidak berupa ceramah. Suara pengajar pada pita rekaman memberikan beberapa informasi, bimbingan tutorial, dan pengarahan bagi siswa. Kegiatan yang diarahkan oleh suara dalam kaset dapat mencakup membaca buku dan artikel, mempelajari bahan yang ditayangkan lewat media pandang, menjawab pertanyaan pada lembar kerja, melaksanakan kegiatan laboratorium apabila diperlukan. Pita rekaman juga memberikan jawaban kepada siswa sebagai balikan tentang pelajaran. Pengajar atau asisten biasanya berada di laboratorium dan siap melayani siswa dalam menjawab pertanyaan.









Sumber
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soetjipto, dkk. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar