Kamis, 08 Mei 2014

fakta nyata dalam kondisi Seni saat ini



KARAKTERRISTIK (KONDISI) SENI

Seni adalah suatu kebutuhan yang tidak akan pernah punah dalam kehidupan manusia, berbicara tentang seni memang merupakan suatu yang akan terus berkembang. Secara variasi baru, teknik baru, gaya baru, kemasan baru dan yang baru-baru lainnya yang akan terus bermunculan seiring perkembangan zaman. Dalam Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senimurni (fine art) dan seni terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistic saja. Orang menciptakan karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetiknya.Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan karena disitulah letak utama dimana seorang seniman akan menemukan kenikmatan dalam berkeseniannya tanpa suatu aturan dalam karya seninya. Yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis,



 seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan.Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur,





 poster, keramik, baju,sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya.
seni tidak berhenti disitu masih banyak cabang seni yang lainnya seperti seni tari, 
seni musik
film

seni sastra

 
            Namun ketika kita lihat kondisi seni yang terjadi pada kenyataannya banyak seni yang tidak diperlakukan sama, berikut beberapa fakta yang terjadi:


  1. Pada seni lukis meniru karya orang merupakan hal yang sangat dihindari bahkan hal ini dianggap sebagai kejahatan dalam dunia seni lukis namun berbeda di dunia seni musik meniru karya oran dan memnyanyikannya lagi masih diterima dengan baik bahkan tak jarang seorang artis music terkenal karena hasil meniru karya orang lain. seperti halnya marsyanda yang menyanyikan lagu kisah sedih diahri minggu.

       


  2. Pada pembuatan patung yang besar sebut saja seperti patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, tidak mungkin diselesaikan oleh seorang saja. I Nyoman Nuarta  adalah seniman patung yang membuatnya namun dalam proses pembuatan patung tersebut Nyoman nuarta pasti membutuhkan tenaga dan bantuan orang lain. Hal ini wajar terjadi, setelah karya selesai para orang-orang pendukung pembuatan GWK lenyap yang tersisah hanya nama senimannya saja. Sangat berbeda jika hal semacam ini terjadi pada pembuatan lukisan, pasti akan menibulkan banyak konflik jika hanya satu nama yang terpampang dalam lukisan itu jika yang bekerja lebih dari satu orang.

     



       

  3. Pada pembuatan film tentunya memerlukan keterlibatan banyak orang dalam pembuatannya. Edititor, musik, piƱata cahaya, penulis naskah, pemain (artis), sutradara dan crew-crew lainnya menjadi  satu untuk kesuksesan film yang dibuat. Namun setelah jadi hanya pemain utama yang menjadi idola dan idaman dimata penikmat, padahal seorang pemain tidak akan terlihat hebat jika tidak didukung oleh cerita yang bagus, iringan music yang bervariasi, cahaya, dan  segala aksesoris yang disediakan para crew .

     



  4. Semua jenis tulisan cerita ,dongeng,cerpen, atau diksi merupakan suatu karya yang dihak patekan tidak diperbolehkan menjiplak karya bahkan jika ada sutu karya yang hampir mirip bisa-bisa jadi masalah bagi yang menirunya namun jika di filmkan menjadi tak masalah di perbanyak bahkan merubah jalan ceritanya, suatu contoh diIndonesia seperti film tuturtinular yang sudah banyak berubah dari cerita sebenarnya.

     


  5. Tidak hanya di film yang bisa meniru dan merubah sedikit karya orang lain, ini juga terjadi pada dunia desain mobil dan darang-barang elektronik lain seperi yaris dan apv yang hamper sama Honda scoopy dan Yamaha vino yang juga sangat mirip jelas ada factor peniruan desain disini namun hal ini tak jadi masalah. Tidak seperti yang terjadi pada dunia lukis yang tidak boleh meniru karya orang lain.

     


Hal diatas memang membuat sebagian seniman dari berbagai jenis seni berfikir kembali kenapa hal tersebut bisa terjadi dan kenapa antara satu jenis seni dan yang lain memiliki perbedaan perlakuan dari kalangan penikmat (masyarakat), pendistribusi dan bahkan dari senimannya sendiri.
Secara pribadi saya memiliki pendapat, hal tersebut kurang baik dalam dunia seni. Kenapa harus dibedakan tentang suatu penghargaan dan pengakuan suatu karya seni. Seharusnya kita menyamaratakan perlakuan kita terhadap pelaku seni, karya seni dan keberadaan seni itu sendiri. Karena bagaimanapun suatu karya seni adalah suatu yang berharga yang harus dijaga kepemilikannya, di rawat ke asliannya, diakui para penciptanya dan dihargai keberadaannya sebagai suatu apresiasi karya anak banggsa yang membutuhkan usaha, perjuangan, usaha dan semangat yang tinggi dalam menghasilkan suatu karya.
Memang budaya yang semacam ini tidak akan mudah diubah apa lagi banyak orang yang bergelut dalam dunia seni sudah dicekoki oleh sifat-sifat seperti diatas dengan dalihnya “Copy The Master” memang dalam pembelajaran hal tersebut sangat bagus namun menghilangkan kebiasaan ini saat sudah terjun pada masa persaingan pasar sangat susah meskipun akan ada sebagian orang yang akan merasa dirugikan jika karyanya ditiru atau dimodifikasi tanpa pertanggungjawaban yang semestinya.