Oleh Herman Susanto
Menganalisis Gambar Anak Berdasarkan Tingkat Usia Anak Dalam Seni Rupa
Pengelompokan periodisasi karya seni rupa anak dimaksudkan
agar kita mudah mengenali karakteristik perkembangan anak berdasarkan usianya.
Dalam mengungkapkan gagasannya, anak masih memandang gambar sebagai satu
ungkapan keseluruhan. Hal ini belum tampak bagian demi bagian secara rinci.
Yang tampak hanyalah bagian-bagian kecil yang menarik perhatian, terutama yang
menyentuh perasaan dan keinginannya.
Periodisai
menurut Cyrl Burt (Lowenfeld, 1975: 118-119) Membagi periodisasi gambar menjadi
tuju tingkatan, yaitu:
Masa mencoreng : 2 - 3 tahun
Masa garis : 4 tahun
Masa simbolisme deskriptif : 5 - 6 tahun
Masa realisme deskriftif : 7 - 8 tahun
Masa realisme visual : 9 - 10 tahun
Masa represi : 10 – 14 tahun
Masa
pemunculan artistic : masa adolesen
Beikut beberapa analisis gambar yang sudah saya analisis
berdasarkan pembagian periode masa seni
rupa anak.
Karya riski usia 8
tahun
Menurut periode usia riski termasuk
anak pada masa Realisme deskriptif, artinya Dimasa ini karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran
perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka
menyatukan objek dalam lingkungan. Selain itu kesadaran untuk berkelompok dengan
teman sebaya dialami pada masa ini. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci.
Namun dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai
sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai
dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan
pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya
warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai
dikenal pada periode ini. Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak
laki-laki lebih senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada
boneka atau bunga. Dalam masa ini anak sudah mulai bisa menangkap objek yang
ingin digambarnya mereka mampu menggambar bentuk apa yang dilihatnya.
Karya riski sudah cukup bagus untuk anak seusianya, Riski
mulai memperhatikan prespektif gambar walau proporsi (perbandingan ukuran)
tidak terlalu ia kuasai. Hal ini Nampak pada objek gunung, rumah dan manusia
yang secara prespektif mulai telihat wajar. Namun untuk pewarnaannya, rupanya
riski belum terlalu mengenal warna dengan baik dan untuk anak seusia ini,
gambar riski belum menunjukkan kesenangan umum ceperti yang di jelaskan diatas misalnya:
anak laki-laki lebih senang kepada menggambarkan kendaraan,bola,pesawat dan
lain sebagainya sebagaimana anak laki-laki kebanyakan.
Akan tetapi gambar ini unik bagi saya dan perlu untuk
dibicarakan. pada proses pembuatan gambar ini, riski terus menceritakan tentang
apa yang ia gambar. Ia mengaku menggambarkan dirinya dan kakaknya yang hanya
berselisih dua tahun dan berada di depan rumahnya, ketika ditanya kenapa
menggambar kakaknya jawabannya sangat menyentuh, riski menjawab ia sangat sayang
dan juga kasihan sama kakanya karena si kakak tidak sekolah dikarenakan sang
kakak kadang membantu ibunya untuk mencari uang dan juga kadang kepasar untuk
membantu para pedagang membawa barang-barang dagangan. Saat cerita riski
bersinggungan dengan uang, kemudian ia mulai menggambar bundaran-bundaran
dengan ekspresi senyum didalamnya. ketika saya Tanya ternyata itu uang dan ia
mengaku sering dikasih uang jajan oleh kakaknya. Memang cerita yang singkat
dari seorang riski, namun jika kita renungkan tentang cerita itu bagaimana
hubungan riski dengan kakaknya, bagaimana hubungan riski dengan keluarganya,
dan bagaimana hubungan sosial riski sekeluarga dengan masyarakat tentunya akan
cukup meremas hati jika kita merenungi dari sisi kemanusiaan. Anak sekecil itu
sudah dipaksa mengenal kerasnya hidup dan dari sana juga riski mendapat perasaan
yang belum tentudimiliki oleh orang dewasa sekalipun yaitu rasa sayang terhadap
sodaranya dan kepada keluarganya. Hal ini lah yang menarik bagi saya unyuk saya
bahas dalam analisis gambar anak berdasarkan pembagian periodesasi usianya.
Karya Bagus usia 11
tahun
Menurut periode usia Bagus
termasuk anak pada masa represi, artinya pada masa ini biasanya terjadi penurunan minat menggambar.
Sebagian anak mulai melirik dunia baru yang ditemuinya disekolah, lingkungan, bahkan
dalam keluarga itu sendiri. Pencarian identitas dan kebebasan adalah ciri utama
dari masa ini. Makin banyak waktu yang dihabiskan diluar keluarga atau rumah.
Pikiran menjadi abstrak, idealis dan logis. Namun bagi sebagian anak yang
memiliki kesenangan dalam senirupa, masa ini juga tidak terlalu berpengaruh
terhadap pengembangannya di seni rupa. Dan dalam masa ini juga mulai nampak
perbedaan antara anak-anak yang memiliki bakat dan tidak memiliki bakat dalam
seni rupa.
Karya bagus masih mencirikan karya anak pada masa simbolisme
deskriptif yakni masih terlihat datar tak mengenal perspektif, pewarnaan dan
bentuk juga masih terlalu banyak terpengaruh oleh pelajaran seni rupa yang
diperoleh disekolahnya seperti halnya konsep bentuk gunung kembar yang selalu
seperti itu dengan garis-garis pembatas pada bentuk sawahnya. gambar ini menjadi
unik dan ekstream bagi saya karena diusianya yang sudah seharusnya masuk masa represi
namun secara visual karya masih menunjukkan karya anak usia di bawahnya, namun
saya juga tidak berani mengatakan anak ini tidak memiliki bakat dalam seni
rupa, karena bagaimanapun saat ini merupakan masa post modern dimana karya seni
sudah tak dibatasi oleh pakem-pakem tertentu lagi. Jadi karya semacam ini juga
memiliki wadah untuk mendapat apresiasi
oleh khalayak ramai.
Karya Imam usia 9
tahun
Menurut periode usia Imam
termasuk anak pada realisme visual artinya pada usia anak antara 9 sampai 10 tahun anak mulai memiliki
kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang.
Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri.
Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe
haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang,
rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang menarik perhatiannya.
Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih
meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara
subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun
banyak digemari. Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu sisi
anak ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya
berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya, rasio anak seakan-akan
menjadi penghambat, Kekawatiaran tentang penilaian orang tentang karyanya mulai
tumbuh sehingga akibatnya mereka cenderung malu memperlihatkan karyanya.
Karya imam ini saya rasa lebih ke tipe haptic lebih banyak menggunakan
perasaannya dan yang unik pada masa ini ialah pada satu sisi anak ekspresi
kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya berkembang dengan
sangat pesatnya. Pada gambar ini Imam berusaha menggambarkan dirinya bersama
teman-temannya hal ini menggambarkan kesadaran sosial imam mulai berkembang.
anehnya imam sudah mengatakan pertemanan mereka sebagai kelompok geng yang saya
rasa hal ini pasti merupakan dampak dari pengaruh tontonan tidak berkualitas
yang tidak seharusnya di pertontonkan pada anak seusia Imam. Ketika saya tanya
apa saja yang imam lakukan kalau sedang berkumpul dengan gengnya? Imam mengaku
mereka pergi kemana-kemana bersama ketempat hiburan bersama, nonton music
bersama di lapangan, dan bahkan imam dan gengnya sudah punya pacar. Jawaban
yang miris menurut saya, diusia imam yang masih 9 tahun sudah meniru gaya anak remaja
dalam bertingkahlaku. Tentu ini adalah suatu yang tidak baik untuk anak
susianya. Entah siapa yang harus disalahkan mengenai hal semacam ini, dampak
dari tontonan yang tidak sepantasnya anak-anak kecil seusia Imam tonton,
mungkin dapat berakibat sangat serius bagi generasi penerus bangsa ini.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat kita semua.
sumber
Santrock, John W, 2007, Perkembangan Anak, edisi kesebelas,Penerbit Erlangga
Semua foto merupakan dokumen
pribadi menggunakan kamera canon EOS 600D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar