Minggu, 11 Oktober 2015

TUGAS 6 Perkembangan Peserta Didik



Oleh Herman Susanto
Analisis Gambar Anak Jalanan (Pelabuhan Buleleng, Singaraja)
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Dalam mata kuliah perkembangan peserta didik di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Bali, selain membahas perkembangan peserta didik secara pengetahuan umum, pembelajaran juga membahas tentang perkembangan anak dari sisi seni rupanya. Pada tanggal 29 september 2015 Drs. Jajang Suryana M.Si selaku dosen pengajar mata kuliah perkembangan peserta didik memberi tugas kepada mahasiswa untuk mempresentasikan hasil gambar anak-anak pada rentang usia pra sekolah sampai SMA.
Berikut beberapa gambar yang saya temukan di pelabuhan buleleng singaraja yang saya bahas dalam presentasi.





Karya Adi (11 tahun)






Karya Muhammad zacki Satriawan (12 tahun)





Karya Darui Pratama (usia 11tahun)





Karya Muhammad Izhar (usia 10 tahun)


Karya Rizal (usia 13 tahun)


Karya Deni Ardiansyah (usia 14 tahun)
 
Dalam proses pengumpulan gambar saya menyediakan kertas dan beberapa bahan pewarna seperti pensil warna dan krayon. Membuat anak-anak yang sedang bermain untuk mau menggambar merupakan hal yang susah. Saya menggunakan metode menarik perhatian mereka dahulu sebelum meminta mereka menggambar. Awalnya saya menggambar sendiri disekitar mereka yang sedang bermain, lama kelamaan mereka merasa penasaran tentang apa yang saya kerjakan dan mulai menghampiri saya. Perbincangan terjadi antara saya bersama anak-anak, dari sana saya memancing mereka untuk mau menggambar menemani saya.



 Antusias mereka sangat besar, beberapa dari mereka menggambar lebih dari satu gambar. Dalam proses menggambar banyak pertanyaan yang mereka ajukan kepada saya, berikut beberapa pertanyaan yang selalu keluar dari masing-masing anak.
-          Mau gambar apa?
-          Ini warnanya bagaimana?
-          Boleh apa tidak menggunakan warna ini?
Menanggapi pertanyaan mereka saya menyarankan untuk menggambar apa yang mereka suka dan mereka alami dalam hidup mereka masing-masing. Saya tidak membatasi waktu dan apa pun yang mau mereka gambar dengan warna apa pun juga. hasilnya Hampir semua dari gambar yang mereka buat merupakan gambar graffiti. Hal ini tentu membuat saya penasaran ketika saya tanya mereka mengaku suka dan menganggap grafity itu keren sehingga mereka memilih menggambarkan hal tersebut. Dari pengalaman secara langsung ini saya sadar bahwa memang benar pengaruh lingkungan sekitar menjadi factor utama dalam berkarya.
Namun dalam kasus ini saya rasa lingkungan mereka terlalu mengistimewakan budaya asing (grafity) yang masuk kedalam kehidupan mereka sehingga secara tidak langsung anak-anak juga terpengaruh yentang budaya tersebut dan pastinya budaya local sekitar menjadi terkikis dan bahkan punah seiring perkembangannya waktu, terlihat dari karya yang anak-anak buat, sudah tidak ada lagi yang menggambar tentang budaya local sekitar seperti ornament motif ragam hias bali yang mencirikan pulau bali atau pun yang menggambarkan berbagai aktivitas penduduk disekitar pelabuhan beleleng singaraja- bali, hal ini terjadi karena pola pikir anak-anak sudah tersugesti oleh lingkungan itu sendiri tentang budaya asing yang baru masuk dan baru mereka kenal itu jauh lebih keren dari pada kebudayaan local yang kita miliki sendiri.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.



Catatan
Semua foto merupakan dokumen pribadi menggunakan kamera canon EOS 600D
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar