Oleh
Herman Susanto
Universitas Pendidikan Ganesha
19 April 2014
Universitas Pendidikan Ganesha
19 April 2014
PSIKOLOGI
SENI RUPA ANAK
http://lippocikarang.files.wordpress.com/2012/02/bergaya.jpg
Masa kanak-kanak telah menjadi masa yang begitu unik
sehingga sulit untuk kita bayangkan bahwa masa tersebut adalah awal yang sangat
menentukan kualitas seorang manusia. Dalam psikologi perkembangan
dinyatakan bahwa pada rentang kehidupan manusia khususnya anak ada yang disebut
masa keemasan yang dikenal dengan masa peka. Artinya Pada masa peka atau
keemasan ini anak harus diberi kesempatan agar potensi yang dimilikinya
berfungsi secara maksimal. Pertumbuhan tubuh dan otak, kapasitas sensoris,
keterampilan motorik dan kesehatan merupakan bagian dari perkembangan fisik dan
dapat memengaruhi domain perkembangan lainnya. Perubahan dan stabilitas dalam
kemampuan mental, perhatian , ingatan, bahasa, pemikiran, dan kreatifitas
membentuk perkembangan membentuk perkembangan koknitif. Kemajuan koknitif
sangat erat berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan emosional, kemampuan
berbicara bergantung pada kemampuan mulut dan otak. Perubahan dan stabilitas
dalam emosi, kepribadian dan hubungan sosial akan membentuk perkembangan
psikososial, yang dapat mempengaruhi fungsi koknitif dan sosial
Ø Periode
Perkembangan
Perkembangan seorang anak secara
umum digambarkan dalam periode-periode, dengan perkiraan rentang usia setiap
periode. Penggolongan periode perkembangan yang paling luas digunakan
menggambarkan perkembangan seorang anak dalam istilah tahap-tahap berikut:
periode kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak tengah
dan akhir, dam masa remaja.
Periode
kelahiran (prenatal period) adalah waktu mulai pembuahan
sehingga kelahiran, sekitar Sembilan bulan. Selama waktu yang menakjubkan ini,
sebuah sel tunggal tubuh menjadi organisme, lengkap dengan sebuah otak dan
kemampuan berprilaku.
Masa
bayi ( infancy) adalah periode perkembangan yang terus
terjadi dari lahir sampai sekitar usia 18 hingga 24 bulan. Masa bayi merupakan
waktu ketergantungan yang ekstrem terhadap orang tua. Banyak aktivitan
psikologis baru dimulai kemampuan berbicara , mengatur indera-indera dan
tindakan fisik, berfikir dengan symbol, dan meniru (belajar orang lain)
Masa
kanak-kanak awal ( early childhood) merupakan periode
perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun,
kadang periode disebut masa prasekolah. Selama waktu tersebut anak kecil
belajar menjadi mandiri dan merwat dirinya sendiri, mereka mengengbangkan
kesiapan bersekolah (mengikuti perintah dan mengenali huruf) dan mereka
menghabiskan berjam-jam waktu mereka untuk bermain dengan teman sebaya. Kelas
satu sekolah dasar biasanya menandai akhirnya periode ini
Masa
kanak-kanak tengah dan akhir ( meadle and last
childhood) merupakan periode perkembangan yang berawal dari sekitar usia 6
hingga 11 tahun kadang periode ini disebut sebagai tahun-tahun sekolah dasar.
Anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, aritmatik dan mereka secara
formal dihadapkan kepada dunia yang lebih besar dan budayanya. Prestasi menjadi
tema sentral yang lebih dari dunia anak dan kontrol diri meningkat.
Masa
remaja ( adolescence) adalah periode peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa awal. Memasuki masa ini sekitar usia 10 hingga 12
tahun dan berakir pada usia sekitar 18 hingga 22 tahun. Masa remaja dimulai
oleh perubahan fisik yang cepat, perubahan tinggi dan berat badan yang
dramatis. Perubahan dalam kontur tubuhdan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran payudarah , tumbuhnya rambut pubis dan wajah dan pembesaran
suara. Pencarian identitas dan kebebasan adalah ciri utama dari periode ini.
Makin banyak waktu yang dihabiskan diluar keluarga atau rumah. Pikiran menjadi
abstrak, idealis dan logis.
Seiring berjalannya
periode-periode perkembangan anak diatas, kegiatan keseni rupaan pada anak juga
ikut berkembang seiring berjalannya periode tersebut. Secara umum dapat
dikatakan bahwa karya seni rupa anak bersifat ekspresif dan dinamis, Apa yang
digambarkan anak mencerminkan pribadinya, mengungkapkan apa yang diketahuinya
dan tidak menggambar sesuai dengan kenyataan. Penciptaan senirupa pada anak
tentunya juga dipengaruhi oleh usia dan segala informasi yang ia dapat dari
petualangan keingin tahuan yang tinggi dan bermainnya. jika kita amati) dalam
perkembangan dunia kesenirupaan anak. Ada pentahapan atau periode dalam
aktivitas kesenirupaannya.
Ø Periode
Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pengelompokan
periodisasi karya seni rupa anak dimaksudkan agar kita mudah mengenali
karakteristik perkembangan anak berdasarkan usianya. Dalam mengungkapkan
gagasannya, anak masih memandang gambar sebagai satu ungkapan keseluruhan. Hal
ini belum tampak bagian demi bagian secara rinci. Yang tampak hanyalah
bagian-bagian kecil yang menarik perhatian, terutama yang menyentuh perasaan
dan keinginannya.
Periodisai menurut Cyrl Burt (Lowenfeld, 1975: 118-119)
Membagi periodisasi gambar menjadi tuju tingkatan, yaitu:
Masa mencoreng : 2 - 3 tahun
Masa garis : 4 tahun
Masa simbolisme deskriptif : 5 - 6 tahun
Masa realisme deskriftif : 7 - 8 tahun
Masa realisme visual : 9 - 10 tahun
Masa represi : 10 – 14 tahun
Masa pemunculan artistic :
masa adolesen
Masa Corengan dan masa garis
Masa corengan merupakan masa awal
yang bisa dikaitkan dengan seni rupa. Semua anak manusia pasti melewati masa
ini, Kesenangan membuat coretan-coretan di dinding atau media lain tumbuh pada
anak-anak usia kurang lebih dua tahun. Goresan-goresan yang dihasilkan masih
kasar dan tidak beraturan, kecenderungan anak usia 2 tahun ini menggoreskan
pensil atau alat tulis lain pada bidang degan keras bahkan sampai-sampai sekuat
tenaga tangan dan jari mereka. Hal ini dapat kita temukan anak yang melubangi
atau melukai kertas yang digoresnya. Hal ini tentunya berkaitan dengan
kemampuan motorik anak yang masih mengunakan motorik kasar. Kemudian, seiring
perkembangan motorik anak berikutnya hasil corengan atau garis mulai beragam
dengan arah yang bervariasi pula. Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap,
yaitu:
1. corengan tak beraturan
tahap ini garis atau coretan yang
dihasilkan anak tak beraturan. gambar yang terbentuk juga sembarangan,
kecenderungan anak mencoreng tanpa alasan atau maksud membuat bentuk tertentu,
anak-anak melakukan corengan hanya karena mereka mau dan senang melakukan hal
yang baru dalam hidupnya.
2.
corengan
terkendali
tahap ini anak mulai bisa mengendalikan
motoriknya dengan lebih baik. Corengan yang dihasilkan sudah terkendali dan
terlihat ada usaha dalam setiap tarikan garisnya. Hal ini terjadi karena adanya
kerjasama antara perkembangan visual
dengan perkembamngan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan
coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
3. corengan bernama
tahap ini adalah tahap terakhir
dari masa corengan & garis. Biasanya
terjadi pada anak usia 3 sampai 4 tahun, corengan yang dihasilkn sudah berupa
gambar atau bentuk-bentuk yang sudah akrab dengan mereka. Seperti mobil, rumah,
ayah, ibu, kakak dll. Dan seiring perkembangan bahasa, visual motoriknya anak
juga dapat menyebutkan apa yang dia buat. Anak mulai menyadari hubungan gambar
dengan lingkungannya bentuk, warna dan bahkan suatu kejadian juga mulai muncul
dalam karya anak. disinilah tugas guru dan orang tua untuk membina mereka agar
mengenal warna, bentuk dan peristiwa-peristiwa dilingkungannya.
Pada masa ini anak sudah mengenal bentuk lebih banyak dan
perkembangan motoriknya juga semakin bagus perpaduan antara visual dan motrik
akan berpengaruh dalam karyanya di masa ini. Gambar yang dihasilkan sudah
menunjukkan keseriusan dalam usaha mencapai bentuk-bentuk tertentu. Tapi gambar
masih tetap berkesan datar dan belum bisa mengukur perbandingan ukuran objek
satu dengan yang lainnya. Masa ini biasanya terjadi usia 5 sampai 6 tahun Pada
perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base
line). Hasil karya anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang
belum berumur 8 tahun belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka
menggambar maenurut apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu
disebut gambar ideoplastik.
Pada masa ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar
dilukiskan berbagai peristiwa yang berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan
budaya dinamakan continous narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan
waktu. Objek gambar yang dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan sedang
dilakukan.
Masa realisme
deskriftif
Dimasa ini karya anak lebih menyerupai kenyataan.
Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri.
Mereka menyatukan objek dalam lingkungan. Selain itu kesadaran untuk
berkelompok dengan teman sebaya dialami pada masa ini. Perhatian kepada objek
sudah mulai rinci. Namun dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan
ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai disadari.
Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi
bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan
garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain
seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini. Ada perbedaan
kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih senang kepada menggambarkan
kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga. Dalam masa ini anak sudah
mulai bisa menangkap objek yang ingin digambarnya mereka mampu menggambar
bentuk apa yang dilihatnya.
Masa realisme visual
pada usia anak antara 9 sampai 10 tahun anak mulai memiliki kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari. Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu sisi anak ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya, rasio anak seakan-akan menjadi penghambat, Kekawatiaran tentang penilaian orang tentang karyanya mulai tumbuh sehingga akibatnya mereka cenderung malu memperlihatkan karyanya
pada usia anak antara 9 sampai 10 tahun anak mulai memiliki kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari. Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu sisi anak ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya, rasio anak seakan-akan menjadi penghambat, Kekawatiaran tentang penilaian orang tentang karyanya mulai tumbuh sehingga akibatnya mereka cenderung malu memperlihatkan karyanya
Masa represi
masa ini biasanya terjadi penurunan minat menggambar. Sebagian anak mulai melirik dunia baru yang ditemuinya disekolah, lingkungan, ahkan dalm keluarga itu sendiri. Pencarian identitas dan kebebasan adalah ciri utama dari masa ini. Makin banyak waktu yang dihabiskan diluar keluarga atau rumah. Pikiran menjadi abstrak, idealis dan logis. Namun bagi sebagian anak yang memiliki kesenangan dalam senirupa, masa ini juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pengembangannya di seni rupa. Dan dalam masa ini juga mulai nampak perbedaan antara anak-anak yang memiliki bakat dan tidak memiliki bakat dalam seni rupa.
masa ini biasanya terjadi penurunan minat menggambar. Sebagian anak mulai melirik dunia baru yang ditemuinya disekolah, lingkungan, ahkan dalm keluarga itu sendiri. Pencarian identitas dan kebebasan adalah ciri utama dari masa ini. Makin banyak waktu yang dihabiskan diluar keluarga atau rumah. Pikiran menjadi abstrak, idealis dan logis. Namun bagi sebagian anak yang memiliki kesenangan dalam senirupa, masa ini juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pengembangannya di seni rupa. Dan dalam masa ini juga mulai nampak perbedaan antara anak-anak yang memiliki bakat dan tidak memiliki bakat dalam seni rupa.
Masa
pemunculan artistic
Dimasa ini anak dihadapkan pada pilihannya mengenai jati dirinya. Dibalik temuan-temuannya diluarsana mengenai kehidupan masa depan juga akan berpengaruh terhadap pilihannya nanti. Rasional anak pada masa ini sudah bisa dan mampu memilah apa-apa yang ia anggap baik bahkan dalam usia ini seorang anak sudah pantas ditanyakan pendapatnya tentang rapat kecilyang terjadi di keluarga atau sekolah. Masa ini anak juga mulai menyadari kemampuan diri sendiri dalam berkeseni rupaan. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.
Kita sebagai mahasiswa Senirupa yang nantinya akan menjadi guru Senirupa diindonesia harus mengetahui perkembangan psikologi seni rupa anak guna menjadikan pengetahuan ini sebagai acuan dalam penilaian karya dan cara menangani anak di berbagai usia dalam urusan seni rupa tentunya.
Dimasa ini anak dihadapkan pada pilihannya mengenai jati dirinya. Dibalik temuan-temuannya diluarsana mengenai kehidupan masa depan juga akan berpengaruh terhadap pilihannya nanti. Rasional anak pada masa ini sudah bisa dan mampu memilah apa-apa yang ia anggap baik bahkan dalam usia ini seorang anak sudah pantas ditanyakan pendapatnya tentang rapat kecilyang terjadi di keluarga atau sekolah. Masa ini anak juga mulai menyadari kemampuan diri sendiri dalam berkeseni rupaan. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.
Kita sebagai mahasiswa Senirupa yang nantinya akan menjadi guru Senirupa diindonesia harus mengetahui perkembangan psikologi seni rupa anak guna menjadikan pengetahuan ini sebagai acuan dalam penilaian karya dan cara menangani anak di berbagai usia dalam urusan seni rupa tentunya.
Daftar pustaka
Santrock, John W, 2007, Perkembangan Anak, edisi kesebelas,Penerbit Erlangga
Hurlock, Elizabeth B, 1978, Perkembangan Anak, edisi keenam, Penerbit Erlangga
Papalia, Diane E, sally wendkos Old & Ruth
Duskin Feldman, 2008, Human Development
(psikologi perkembangan) edisi kesembilan, KENCANA Prenada Media Goup
Catatan
Catatan
buku asli
|
Versi indonesia
|
Child
development, eleventh edition
John W santrock 2007, by: The McGraw-Hill Companies, Inc |
Perkembangan
anak, edisi kesebelas
John W santrock Penerbit Erlangga |
Child
development, sixth edition
Elizabeth B. Hurlock 1978, by: The McGraw-Hill Companies, Inc |
Perkembangan
anak, edisi keenam
Elizabeth B. Hurlock Penerbit Erlangga |
Human
Development (psikologi perkembangan)
Papalia, Diane E, sally wendkos Old & Ruth Duskin Feldman 2008, by: The McGraw-Hill Companies, Inc |
Human
Development (psikologi perkembangan)
Diane E.papalia, sally wendkos Old & Ruth Duskin Feldman KENCANA Prenada Media Goup |