Oleh Herman Susanto
Pengembangan peserta didik
Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh
setiap individu, perkembangan
ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan
seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta
sistematis di dalam diri manusia. Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis,
progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya
atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu
menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Perkembangan peserta didik merupakan
bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus
mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia
sekolah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal
kemampuan fitrahnya.
Mempelajari
pengembangan peserta didik tentu memiliki manfaat bagi para pendidik dan juga
bagi peserta didik itu sendiri.
- Manfaat bagi pendidik
Memberikan
gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, intelektual,
emosi, dan moral. Manfaat lainnya ialah Memberi gambaran tentang bagaimana
proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta
didik.
- Manfaat bagi peserta didik
Memiliki
pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai indvidu
maupun makhluk sosial dalam menjalani tahapan perkembangan dari prenatal hingga
lanjut usia sehingga Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya.
perkembangan peserta didik dapat dipengaruhi oleh
factor internal dan Faktor eksternal. Yang dimaksud factor internal ialah faktor bilogis
individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua
orangtuanya namun Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau cacat juga
berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat
disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami
retardasi mental.
Sedangkan yang dimaksud faktor eksternal ialah Lingkungan, mencakup kondisi
keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan.
Masa kanak-kanak telah menjadi masa yang begitu unik sehingga
sulit untuk kita bayangkan bahwa masa tersebut adalah awal yang sangat menentukan kualitas
seorang manusia Seiring berjalannya periode-periode perkembangan anak,
kegiatan keseni rupaan pada anak juga ikut berkembang seiring berjalannya
periode tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa karya seni rupa anak
bersifat ekspresif dan dinamis, Apa yang digambarkan anak mencerminkan
pribadinya, mengungkapkan apa yang diketahuinya dan tidak menggambar sesuai
dengan kenyataan. Penciptaan senirupa pada anak tentunya juga dipengaruhi oleh
usia dan segala informasi yang ia dapat dari petualangan keingin tahuan yang
tinggi dan bermainnya. jika kita amati) dalam perkembangan dunia kesenirupaan
anak. Ada pentahapan atau periode dalam aktivitas kesenirupaannya.
Ø Periode Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pengelompokan periodisasi karya seni rupa anak dimaksudkan agar
kita mudah mengenali karakteristik perkembangan anak berdasarkan usianya. Dalam
mengungkapkan gagasannya, anak masih memandang gambar sebagai satu ungkapan
keseluruhan. Hal ini belum tampak bagian demi bagian secara rinci. Yang tampak
hanyalah bagian-bagian kecil yang menarik perhatian, terutama yang menyentuh
perasaan dan keinginannya.
Periodisai
menurut Cyrl Burt (Lowenfeld, 1975: 118-119) Membagi periodisasi gambar menjadi
tuju tingkatan, yaitu:
Masa mencoreng : 2 - 3 tahun
Masa garis :
4 tahun
Masa simbolisme deskriptif : 5 - 6 tahun
Masa realisme deskriftif : 7 - 8 tahun
Masa realisme visual : 9 - 10 tahun
Masa represi :
10 – 14 tahun
Masa
pemunculan artistic : masa adolesen
Masa Corengan
dan masa garis
Masa corengan merupakan masa awal yang bisa
dikaitkan dengan seni rupa. Semua anak manusia pasti melewati masa ini,
Kesenangan membuat coretan-coretan di dinding atau media lain tumbuh pada
anak-anak usia kurang lebih dua tahun. Goresan-goresan yang dihasilkan masih kasar
dan tidak beraturan, kecenderungan anak usia 2 tahun ini menggoreskan pensil
atau alat tulis lain pada bidang degan keras bahkan sampai-sampai sekuat tenaga
tangan dan jari mereka. Hal ini dapat kita temukan anak yang melubangi atau
melukai kertas yang digoresnya. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan
motorik anak yang masih mengunakan motorik kasar. Kemudian, seiring
perkembangan motorik anak berikutnya hasil corengan atau garis mulai beragam
dengan arah yang bervariasi pula. Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap,
yaitu:
1. corengan tak
beraturan
tahap ini garis atau coretan yang dihasilkan
anak tak beraturan. gambar yang terbentuk juga sembarangan, kecenderungan anak
mencoreng tanpa alasan atau maksud membuat bentuk tertentu, anak-anak melakukan
corengan hanya karena mereka mau dan senang melakukan hal yang baru dalam
hidupnya.
2.
corengan terkendali
tahap ini anak mulai bisa mengendalikan
motoriknya dengan lebih baik. Corengan yang dihasilkan sudah terkendali dan
terlihat ada usaha dalam setiap tarikan garisnya. Hal ini terjadi karena adanya
kerjasama antara perkembangan visual
dengan perkembamngan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan
coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
3. corengan
bernama
tahap ini adalah tahap terakhir dari masa corengan & garis. Biasanya terjadi
pada anak usia 3 sampai 4 tahun, corengan yang dihasilkn sudah berupa gambar
atau bentuk-bentuk yang sudah akrab dengan mereka. Seperti mobil, rumah, ayah,
ibu, kakak dll. Dan seiring perkembangan bahasa, visual motoriknya anak juga
dapat menyebutkan apa yang dia buat. Anak mulai menyadari hubungan gambar
dengan lingkungannya bentuk, warna dan bahkan suatu kejadian juga mulai muncul
dalam karya anak. disinilah tugas guru dan orang tua untuk membina mereka agar
mengenal warna, bentuk dan peristiwa-peristiwa dilingkungannya.
Masa simbolisme deskriptif
Pada masa
ini anak sudah mengenal bentuk lebih banyak dan perkembangan motoriknya juga
semakin bagus perpaduan antara visual dan motrik akan berpengaruh dalam
karyanya di masa ini. Gambar yang dihasilkan sudah menunjukkan keseriusan dalam
usaha mencapai bentuk-bentuk tertentu. Tapi gambar masih tetap berkesan datar
dan belum bisa mengukur perbandingan ukuran objek satu dengan yang lainnya. Masa
ini biasanya terjadi usia 5 sampai 6 tahun Pada perkembangan selanjutnya
kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line). Hasil
karya anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang belum berumur 8
tahun belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka menggambar
maenurut apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar
ideoplastik.
Pada masa
ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan berbagai peristiwa
yang berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan budaya dinamakan continous
narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan waktu. Objek gambar yang
dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan sedang dilakukan.
Masa realisme deskriftif
Dimasa ini
karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun
berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan.
Selain itu kesadaran untuk berkelompok dengan teman sebaya dialami pada masa
ini. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun dalam menggambarkan objek,
proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah
mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek
tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga
mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan
unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini. Ada
perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih senang kepada
menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga. Dalam masa
ini anak sudah mulai bisa menangkap objek yang ingin digambarnya mereka mampu
menggambar bentuk apa yang dilihatnya.
Masa realisme visual
pada usia anak
antara 9 sampai 10 tahun anak mulai memiliki kemampuan berfikir abstrak serta
kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis,
bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak
jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual
memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus
pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi)
serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan
keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya.
Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari. Ada sesuatu yang unik pada masa ini,
di mana pada satu sisi anak ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara
kemampuan intelektualnya berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya,
rasio anak seakan-akan menjadi penghambat, Kekawatiaran tentang penilaian orang
tentang karyanya mulai tumbuh sehingga akibatnya mereka cenderung malu
memperlihatkan karyanya.
Masa represi
masa ini biasanya terjadi penurunan minat menggambar. Sebagian anak mulai melirik dunia baru yang ditemuinya disekolah, lingkungan, ahkan dalm keluarga itu sendiri. Pencarian identitas dan kebebasan adalah ciri utama dari masa ini. Makin banyak waktu yang dihabiskan diluar keluarga atau rumah. Pikiran menjadi abstrak, idealis dan logis. Namun bagi sebagian anak yang memiliki kesenangan dalam senirupa, masa ini juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pengembangannya di seni rupa. Dan dalam masa ini juga mulai nampak perbedaan antara anak-anak yang memiliki bakat dan tidak memiliki bakat dalam seni rupa.
masa ini biasanya terjadi penurunan minat menggambar. Sebagian anak mulai melirik dunia baru yang ditemuinya disekolah, lingkungan, ahkan dalm keluarga itu sendiri. Pencarian identitas dan kebebasan adalah ciri utama dari masa ini. Makin banyak waktu yang dihabiskan diluar keluarga atau rumah. Pikiran menjadi abstrak, idealis dan logis. Namun bagi sebagian anak yang memiliki kesenangan dalam senirupa, masa ini juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pengembangannya di seni rupa. Dan dalam masa ini juga mulai nampak perbedaan antara anak-anak yang memiliki bakat dan tidak memiliki bakat dalam seni rupa.
Masa pemunculan artistic
Dimasa ini anak
dihadapkan pada pilihannya mengenai jati dirinya. Dibalik temuan-temuannya
diluarsana mengenai kehidupan masa depan juga akan berpengaruh terhadap
pilihannya nanti. Rasional anak pada masa ini sudah bisa dan mampu memilah
apa-apa yang ia anggap baik bahkan dalam usia ini seorang anak sudah pantas
ditanyakan pendapatnya tentang rapat kecilyang terjadi di keluarga atau
sekolah. Masa ini anak juga mulai menyadari kemampuan diri sendiri dalam
berkeseni rupaan. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya
dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan
kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak
menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni
akan berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi
urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam
kehidupannya sehari-hari.
Sebagai mahasiswa
Senirupa sekaligus sebagai calon guru Senirupa diindonesia harus mengetahui
perkembangan seni rupa pada peserta didik guna menjadikan pengetahuan ini
sebagai acuan untuk menangani atau membimbing peserta didik di berbagai usia
dalam urusan seni rupa tentunya.
Sumber
Santrock, John
W, 2007, Perkembangan Anak, edisi
kesebelas,Penerbit Erlangga
Hurlock,
Elizabeth B, 1978, Perkembangan Anak,
edisi keenam, Penerbit Erlangga
Papalia, Diane
E, sally wendkos Old & Ruth Duskin Feldman, 2008, Human Development (psikologi perkembangan) edisi kesembilan,
KENCANA Prenada Media Goup
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html
diakses pada 27 agst 2015, pukul 17:55
diakses pada 27 agst 2015, pukul 17:55
http://frendship-ummuzulfa.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-perkembangan-peserta-didik.html
diakses pada 27 Agst 2015, pukul 18:11
diakses pada 27 Agst 2015, pukul 18:11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar