Oleh Herman susanto
Telaah
Kuriculum
Kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan
bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang
digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan
masyarakat cenderung/selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari
kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi.
Kurikulum harus
dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang
dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil
pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus
dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil
pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah
peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.Pembaharuan kurikulum perlu
dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa,
kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa
cenderung berubah.
Menurut
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berikut adalah
beberapa kurikulum yang ada di Indonesia beserta kelebihan dan kelemahanannya.
- Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi
adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia
yang mulai diterapkan sejak tahun 2004. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan
suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi
tertentu oleh karena itu Depdiknas menyusun standar nasional untuk seluruh mata
pelajaran, yang mencakup komponen-komponen; (1) standar kompetensi, (2)
kompetensi dasar, (3) materi pokok, dan (4) indikator pencapaian.
a. Kelebihan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu
sendiri.
2. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan
bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi
sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan
subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk
bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer
pengetahuan (transfer of knowledge).
3. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu
dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal
berdasarkan standar kompetensi tertentu.
4. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa
(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik
ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh
tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta
dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan
mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan
masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui
kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan,
dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
5. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata
pelajaran yang diajarkan.
6. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu
mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran.
7. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang
terfokus pada konten.
8. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang
berkaitan dengan ketrampilan.
b. Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:
1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal
indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui
tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.
2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.
3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK
masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher
oriented.
4. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat
tunggal, padahal kompetensi merupakan ” a complex combination of
knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context of task
performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang menggunakan
paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku yang
dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan
Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah
waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. Pada
prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI (Standar Isi),
namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
revisi dan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang
menyebut Kurikulum 2004.
a. Kelebihan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tidak dapat diungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan
kurikulum di masa lalu ialah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh
Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai
atau meninjau potensi keunggulan local yang ada bias dimunculkan sekolah
didaerah atau provinsi.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen
sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan dan dapat tercapainya pendidikan karakter.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata
pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.
4. Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan ,namun secara
umum,KTSP biasa diandalkan menjadi patokan mengadapi tantangan masa depan
dengan pembekalan keterampilan peserta didik.
5. Peserta didik juga diajak bicara,diskusi,wawancara dan membahas
masalah – masalah yang kontekstual ,yang dalam kenyataanya memang diperlukan
sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya
karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari- hari.
6. Peserta didik tidak hanya dituntun menghafal namun yang lebih
penting sudah adalah belajar proses sehingga mendorong peserta didik untuk
meneliti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.
7. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20 persen.
8. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.
9. Guru
sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
10. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan
peserta didik dan kondisi daerahnya masing-masing.
11.Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
12. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai
pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang
ada dan diberikan oleh lingkungan.
13.Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar peserta didik
14.Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
15.Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
16. Kegiatan
pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
17.Menggunakan
berbagai sumber belajar.
18.Evaluasi
berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
19.Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
b. Kelemahan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan
prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP .
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar
24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
5. Pola
kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru.
6. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan
representatif juga merupakan kendala yang banyak dijumpai di lapangan, banyak
satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas
penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.
7. Diperlukannya waktu yang cukup oleh pedidik dalam membina
perkembangan peserta didiknya,terutama peserta didik yang berkemampuan dibawah
rata – rata.Kenyataan membuktikan ,kondisi social,dan ekonomi yang menghimpit
kesejahteraan hidup para guru.
8. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa
dan bagaimana melakukan evaluasi dengan prtofolio.karena ketidakpemahaman
ini mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes –tes dan ulangan –
ulangan yang cognitive based semata.
·
Kurikulum2013
Kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
a. Keunggulan kurikulum 2013
1. Siswa
lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah
yang mereka hadapi di sekolah.
- Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
- Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
- Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
- Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
- Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
- Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
- Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
- Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
- Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
- Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal.
- Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
- Guru berperan sebagai fasilitator
- Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
- Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat
- Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah
- Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi
- Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
- Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
- Kelemahan kurikulum 2013
- Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
- Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
- Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
- Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
- Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
- Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
- Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
- Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
- Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
- Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
- Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
- Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
- Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
- Guru tidak tiap dengan perubahan
- Kurangnya kekmampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara holistic.
- Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
- Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
- Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
- Tingkat keaktifan siswa belum merata
- KBM umumnya saat ini mash konvensional
- Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
- Menambah beban kerja guru.
- Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan kurikulum 2013
- Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka, sehingga ada unsur keterpaksaan.
Sumber
https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-dan-kelemahan-kurikulum-2013/
diakses pada 29 Agustus 2015, pukul 16:44
https://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/
diakses pada 29 Agustus 2015, pukul 17:23
http://kurikulum-umyana.blogspot.com/
diakses pada 27 agustus 2015. pukul 18:32