Intermedia
(mata kuliah teori dan praktek)
(mata kuliah teori dan praktek)
Oleh Herman
Susanto
Pembahasan
konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni
murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan.
Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik
pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan
pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain,
bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan
desain sebagai bidang profesi.
Berkarya seni
rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa
untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk
membentuk gagasan, mahasiswa perlu
dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi,
mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau
bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, mahasiswa juga perlu dilibatkan dalam proses
pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal,
fantasi, dan imajinasi.
Mengolah media
pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsur-unsur
visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media,
mahasiswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan
memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam
menyusun bentuk,
mahasiswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga
menjadi gaya yang bersifat pribadi.
Berbicara tentang media, banyak media alternatif yang dapat
digunakan selain media yang sudah biasa digunakan. Hal tersebut kerap dilakukan
oleh para seniman, media baru atau intermedia adalah sebutan dari
karya-karya tersebut. Intermedia menjadi sangat popular saat ini bahkan ada
universitas yang memiliki jurusan Seni Rupa yang memilih Itermedia sebagai
salah satu mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswanya. Universitas
Pendidikan Ganesha misalnya. Intermedia diajarkan agar mahasiswa menjadi kreaif
dan jeli melihan kesempatan dari sisi yang tak biasa. Selain tuntutan hasil
karya yang indah mahasiswa juga dituntut agar karyanya memiliki nilai-nilai
yang dapat dipertanggung jawabkan kenapa karya tersebut perlu dan bahkan harus
ada. Nah, hal ini membutikan bahwa intermedia merupakan mata kuliah teori dan
praktik.
Teori adalah
serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn
mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka
definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan
pernyataan hubungan dapat saling berhubungan. Dalam ilmu
pengetahuan, teori dalam ilmu
pengetahuan berarti model
atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial
tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah.
Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.
Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena
tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori
dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong
berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak
pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.hal itu juga berlaku bagi seni rupa tentunya dalam membuat karya. Penjelasan tentang terciptanya karya dari ide pemikiran seniman menjadi sangat penting bagi nyawa karya itu sendiri.
Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yg disebut dari teori. Dalam seni rupa, akan menjadi omong kosong apabila teori tidak diikuti dengan praktik secara langsung guna membuat atau merealisasikan ide pemikiran kita dalam bentuk karya. Ide dan karya cipta seni bagi seorang perupa(seniman) berfungsi untuk pemanasan emosional atau lebih mementingkan berekpresi. Didalam sen rupa modern, seorang seniman dituntut mampu melengkapi diri dengan pengalaman estetik (nilai keindahan) dan artistic (nilai seni) secara mendalam; mampu mengapresiasi karya seni dengan baik; mampu mengorganisasikan rangsangan dan tanggapan yang diterima dan mampu mengekpresikan dalam suatu bentuk seni rupa.
Berikut foto tentang karya Chris Gilmour seniman asal ingris yang memanfaatkan kerdus bekas jadi karya seni rupa media baru.
Untuk mewujudkannya seniman juga dituntut untuk berkounikasi visual melalui karyanya. Pada hakekatnya komunikasi visual adalah menyampaikan suatu pesan visual dari sipenyampai pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) melalui media visual. Apa yang disampaikan secara visual akan diterima secara visual leh penerima pesan tersebut. Harapa dari penyampaian pesan ini adalah pokok pikiran yang diterima oleh penerima pesan sama dengan pokok pikiran penyampai pesan.
Dengan menguasai visual dalam kerya mahasiswa sudah memiliki suatu alat untuk menarik penikmat melalui karyanya. Namun lagi-lagi tidak sebatas karya, sebagai calon guru mahasiswa seni rupa juga dituntut menguasai teorinya juga, guna menularkan apa yang dipahaminya kepada peserta didik nantinya.
Daftar pustaka
Kartono, Ario. Dkk. 2007. Kreasi Seni Budaya. Ganeca Exact: Jakarta
Tim Penulis Program Studi Desain Vomunikasi
Visual FSR ISI Yogyakarta dan Studio
Diskom. 2009. Irama Visual: Dari Toekang
Reklame Sampai Komunikator Visual. Jalasutra, Yogyakarta.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.chrisgilmour.com%2Fcache%2Fzoom_13.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fwww.chrisgilmour.com%2Fen.opere.html&h=414&w=700&tbnid=QWWpWoHzM2BbrM%3A&zoom=1&docid=ydsXl5RTG4dQmM&hl=id&ei=GNYHVO7JF4i0uATsm4GwCQ&tbm=isch&ved=0CBoQMygAMAA&iact=rc&uact=3&dur=593&page=1&start=0&ndsp=15