KARAKTERRISTIK
(KONDISI) SENI
Seni adalah suatu
kebutuhan yang tidak akan pernah punah dalam kehidupan manusia, berbicara
tentang seni memang merupakan suatu yang akan terus berkembang. Secara variasi
baru, teknik baru, gaya baru, kemasan baru dan yang baru-baru lainnya yang akan
terus bermunculan seiring perkembangan zaman. Dalam Seni Rupa
jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
senimurni (fine art) dan seni terapan (applied art). Seni murni adalah karya
seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistic saja. Orang
menciptakan karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk
mengekspresikan cita rasa estetiknya.Kebebasan berekspresi dalam seni murni
sangat diutamakan karena disitulah letak utama dimana seorang seniman akan
menemukan kenikmatan dalam berkeseniannya tanpa suatu aturan dalam karya
seninya. Yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis,
seni patung, seni
grafis dan sebagian seni kerajinan.Seni Terapan atau seni pakai (applied art)
adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis.
Contoh seni terapan yaitu:arsitektur,
poster, keramik, baju,sepatu, dan
lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan
daripada faktor keindahan atau artistiknya.
seni tidak berhenti disitu masih banyak cabang seni yang lainnya seperti seni tari,
seni musikfilm
seni sastra
Namun ketika kita lihat kondisi seni
yang terjadi pada kenyataannya banyak seni yang tidak diperlakukan sama, berikut beberapa fakta yang terjadi:
- Pada
seni lukis meniru karya orang merupakan hal yang sangat dihindari bahkan
hal ini dianggap sebagai kejahatan dalam dunia seni lukis namun berbeda di
dunia seni musik meniru karya oran dan memnyanyikannya lagi masih diterima
dengan baik bahkan tak jarang seorang artis music terkenal karena hasil
meniru karya orang lain. seperti halnya marsyanda yang menyanyikan lagu kisah sedih diahri minggu.
- Pada
pembuatan patung yang besar sebut saja seperti patung Garuda Wisnu Kencana
di Bali, tidak mungkin diselesaikan oleh seorang saja. I Nyoman
Nuarta adalah seniman patung yang
membuatnya namun dalam proses pembuatan patung tersebut Nyoman nuarta
pasti membutuhkan tenaga dan bantuan orang lain. Hal ini wajar terjadi,
setelah karya selesai para orang-orang pendukung pembuatan GWK lenyap yang
tersisah hanya nama senimannya saja. Sangat berbeda jika hal semacam ini
terjadi pada pembuatan lukisan, pasti akan menibulkan banyak konflik jika
hanya satu nama yang terpampang dalam lukisan itu jika yang bekerja lebih
dari satu orang.
- Pada
pembuatan film tentunya memerlukan keterlibatan banyak orang dalam
pembuatannya. Edititor, musik, piƱata cahaya, penulis naskah, pemain
(artis), sutradara dan crew-crew lainnya menjadi satu untuk kesuksesan film yang dibuat.
Namun setelah jadi hanya pemain utama yang menjadi idola dan idaman dimata
penikmat, padahal seorang pemain tidak akan terlihat hebat jika tidak
didukung oleh cerita yang bagus, iringan music yang bervariasi, cahaya, dan segala aksesoris yang disediakan para
crew .
- Semua
jenis tulisan cerita ,dongeng,cerpen, atau diksi merupakan suatu karya
yang dihak patekan tidak diperbolehkan menjiplak karya bahkan jika ada
sutu karya yang hampir mirip bisa-bisa jadi masalah bagi yang menirunya
namun jika di filmkan menjadi tak masalah di perbanyak bahkan merubah
jalan ceritanya, suatu contoh diIndonesia seperti film tuturtinular yang
sudah banyak berubah dari cerita sebenarnya.
- Tidak
hanya di film yang bisa meniru dan merubah sedikit karya orang lain, ini
juga terjadi pada dunia desain mobil dan darang-barang elektronik lain
seperi yaris dan apv yang hamper sama Honda scoopy dan Yamaha vino yang
juga sangat mirip jelas ada factor peniruan desain disini namun hal ini
tak jadi masalah. Tidak seperti yang terjadi pada dunia lukis yang tidak
boleh meniru karya orang lain.
Hal
diatas memang membuat sebagian seniman dari berbagai jenis seni berfikir
kembali kenapa hal tersebut bisa terjadi dan kenapa antara satu jenis seni dan
yang lain memiliki perbedaan perlakuan dari kalangan penikmat (masyarakat),
pendistribusi dan bahkan dari senimannya sendiri.
Secara
pribadi saya memiliki pendapat, hal tersebut kurang baik dalam dunia seni.
Kenapa harus dibedakan tentang suatu penghargaan dan pengakuan suatu karya
seni. Seharusnya kita menyamaratakan perlakuan kita terhadap pelaku seni,
karya seni dan keberadaan seni itu sendiri. Karena bagaimanapun suatu karya
seni adalah suatu yang berharga yang harus dijaga kepemilikannya, di rawat ke
asliannya, diakui para penciptanya dan dihargai keberadaannya sebagai suatu
apresiasi karya anak banggsa yang membutuhkan usaha, perjuangan, usaha dan
semangat yang tinggi dalam menghasilkan suatu karya.
Memang
budaya yang semacam ini tidak akan mudah diubah apa lagi banyak orang yang
bergelut dalam dunia seni sudah dicekoki oleh sifat-sifat seperti diatas dengan
dalihnya “Copy The Master” memang dalam pembelajaran hal tersebut sangat bagus
namun menghilangkan kebiasaan ini saat sudah terjun pada masa persaingan pasar
sangat susah meskipun akan ada sebagian orang yang akan merasa dirugikan jika
karyanya ditiru atau dimodifikasi tanpa pertanggungjawaban yang semestinya.